Jumat, 11 Maret 2016

Dua Makhluk Pribumi







Taraaa.......
Kenalin nih, dua murid ku.... upsss murid ??? eahlah aku kan udah jadi guru sekarang, guru les hehehe. Antara bangga ama sombong emang beda tipis yak, entah akunya masuk ke golongan mana ini.
Ini nih dua makhluk pribumi *sebut saja begitu hehehe*, merekalah yang kurang lebih sudah dua semester ini memanggil ku dengan sebutan Ibu Guru. Duh malu rasanya kalau harus dipanggil Ibu Guru padahal status ku Cuma nemanin mereka belajar, membantu mereka ngerjain tugas sekolah, ngejawab pertanyaan mereka dan dengerin ocehan-ocehan mereka tidak lebih dari itu.  jadi kadang rasanya malu kalau dipanggil Ibu Guru ngerasa belum pantas untuk dipanggil dengan panggilan itu ya walaupun kadang bangga juga gak nyangka bisa ngajar walau masih ngajar les dirumahan. Upss tadi kan rencananya mau ngenalin mereka kok palah jadi curhat gini.  Kenalin nih dua makhluk pribumu yang beberapa bulan ini mengisi hari-hari ku.




Ini si kakak, Raihan Putra Dinar namanya. Makhluk pribumi yang PD_nya kagak ketulungan, duh duh duh yang selalu nganggep dirinya manis dan ganteng. “Kok banyak semut ya disini, semut merah lagi ?”, “Gimana gak banyak semutnya bu guru, kan disini ada orang manis”, *Gitulah kalau lagi kumat PD_nya*. Si kakak ini anaknya baik, yeah lumayan pintar juga, kalau belajar sama si kakak ini lebih banyak curhatnya ketimbang belajarnya, bayangin aja 1 jam seharusnya waktunya digunain untuk belajar kita bisa pakai 30 menit sendiri untuk curhat, entah lah ini anak ada aja yang diceritain huh yang paling sering diceritain tentang ceweknya. Aku mah ya dengerin aja kadang seneng juga akunya bukan Cuma berasa kayak jadi gurunya tapi kadang akunya juga ngerasa kayak kakaknya sendiri jadi teman ceritanya. Si kakak ini seusia dengan adik ku dirumah jadi akunya juga ngajar dianya mah biasa aja, aku malah dah nganggap si kakak ini kayak adik sendiri.



Dan ini si ade, namanya Kirani Putri Dinar. Makhluk pribumi yang kedua ini gak kalah PD_nya sama si kakak. Si ade juga cerewetnya duh gak ketulung, kadang kalau lagi kumat nakalnya bawaannya bikin emosi, tapi yah namanya juga anak kecil mungkin gitu kali yah. Kadang nyebelin, kadang nyenengin, kadang pengennya emosian ajeh. Si ade ini, cerewetnya minta ampun, tiap hari ada aja yang diceritain mulai dari teman-temannya, guru-gurunya disekolah, sampai penjual yang disekolah pun kadang dia ceritain ke aku. Si ade ini juga drama queen, pengen jadi artis kali yah ini anak. Tiap udah selesai belajar, kalau jamnya masih ada kadang ini anak main peran-peranan gitu, dia jadi guru dianya juga jadi muridnya, kadang nyanyi-nyanyi udah belagak ala Agnes Moo gitu, akunya mah cuma ngeliatin ajah. Tapi jangan salah biar nakalnya kadang bikin emosi, si ade ini pintar loh, kadang kalo aku jelasin satu kali si ade ini udah langsung ngerti dan semester kemarin dia dapat juara satu loh dikelasnya akunya bangga bray ikut seneng gitu pas tau dia jadi juara satu dikelasnya.
        Si kakak sama si ade ini punya satu kesamaan, mereka sama-sama suka nyanyi. Yang suaranya kadang bikin geleng-geleng kepala. Si ade ini suka banget nyanyi english, yang kadang englisnya kagak karuan duh belum lagi ditambah suaranya itu loh yang super merdunya saking merdunya kadang bawaannya pengen nutup telinga. Si kakak juga gitu suka banget nyanyi, dia malah bikin lagu buat aku nada lagunya sih sama kayak iklan “beng-beng” itu Cuma liriknya aja dia ganti. Suara si kakak juga gak kalah merdunya tuh sama si ade, saking merdunya bray sampai kelewatan merdunya hehehe.


Bagaimana pun mereka yah seperti itulah mereka, dua makhluk pribumi yang selama dua semester ini ada dalam hidup ku, yang selama dua semester ini memanggil ku Ibu Guru, sebuah panggilan yang kadang membuat aku bangga pada diriku sendiri. Tapi sayang gak lama lagi mungkin aku sudah tidak mengajar mereka lagi, dalam beberapa bulan kedepan aku bakalan KKN yang akan dilanjutin dengan PLP dan itu makan waktu lama dan aku harus berhenti ngajar supaya aku benar-benar fokus dengan KKN dan PLP ku. Dan itu artinya aku bakalan gak ketemu mereka lagi, gak bakalan dengerin ocehan mereka lagi, dengeri suara mereka yang cempreng kalau lagi nyanyi hehehe.
        Bagaimana pun aku sudah menyayangi mereka seperti aku menyanyangi ade-ade ku sendiri, duh beneran udah sayang sama mereka kayaknya berat banget mau ngelepas mereka. Ku gak tau ya apa mereka selama ini happy diajar dengan ku, aku juga gak tau apa mereka juga menyayangi ku. Aku juga tidak terlalu peduli dengan hal itu, aku harap kelak mereka bisa meraih apa yang mereka cita-citakan. Si kakak, bisa jadi pengusaha terkenal nan kaya raya yang punya cabang dimana-mana dan bisa jadi seorang chef yang pinter bikin segala macam masakan yang bisa ngalahin Chef Juna hehehe. Dan si ade semoga bisa jadi dokter hewan beneran dan semoga impiannya yang pengen punya toko hijab semoga terwujud ya sayang.
        Terimakasih buat hari-harinya. Makasih udah baik sama  Bu Guru selama ini. Maaf ya gak bisa jadi guru yang baik buat kalian. Sukses terus buat kalian.





__Uyha__
Seakan Tuhan Tak Adil

Kadang ketika melihat orang lain mempunyai sesuatu yang lebih dari apa yang kita miliki, sesuatu yang sangat kita inginkan, sesuatu yang kita cari-cari dan perjuangkan setengah mati selama ini kadangkala kita merasa iri. Bahkan kadang juga kita berkata: “Seakan Tuhan TAK ADIL, aku lebih berhak darinya ! aku lebih layak untuk mendapatkan apa yang ia dapatkan. Tapi kenapa Engkau memberikan itu padanya ? kenapa bukan pada ku ? kenapa harus dia ? kenpa ?”
Aku pun pernah merasakan hal itu.
Hidup ini seakan tidak adil, Allah sepertinya mengenyampingkanku dan lebih mengutamakan yang lain. Beribu pertanyaan menusukku. Kenapa kehidupan ku tak seperti yang ku inginkan ? kenapa aku tak seperti mereka ? kenapa aku tak pernah beruntung ? kenapa keadaan tak pernah berpihak kepada ku ? kenapa Allah tak pernah mengabulkan permintaan ? kenapa do’a-do’a ku tak pernah sampai padaNya ? kenapa ? kenapa ? dan kenapa ? itu lah deretan pertannyaan yang selalu ku utarakan padaNya.

Kehidupan ini benar-benar menyebalkan bagi ku. Dunia pun seakan mengepungku, mencaciku, membuangku tanpa alasan, waktu seperti tak pernah memihakku dan kesempatan tak pernah kunjung datang. Padahal beribu do’a telah ku panjatkan, tapi kenapa seakan doaku tak ada gunanya. Akhirnya aku mulai membenci semuanya. Diriku sendiri, orang-orang, lingkungan, keadaan, kesempatan dan terlebih aku membenci kehidupan ini, kehidupan yang ku miliki. Aku membenci semuanya.  
Hingga suatu saat aku sadar bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan ku semuanya telah diatur olehNya dengan skenarionya yang indah. Skenario yang kadang tak terjangkau oleh logika manusia. Itulah sebabnya tidak semua keinginan jadi kenyataan .Tidak semua do’a langsung diwujudkan. Dan itu wujud keadilan Allah.
coba bayangkan kalau semua do’a dan keinginan menjadi kenyataan. Bisa kacau kan, bakalan seperti apa kehidupan ini kalau semua do’a langsung dikabulkan oleh Allah ?
” Ya Tuhan. Berilah aku uang yang banyak”
“Ya Tuhan. Jadikan  aku cantiik, pinter matematika dan bahasa inggris. Jangan lupa Tuhan, beri aku rumah yang luas dengan kolam renang, mobil  made in Eropa dan pembantu yang banyak biar aku bisa leha-leha.”
” Tuhan. Tolong …………. Bla.........bla......... ”
Tak terbayang seperti apa  dunia ini kalau semua do’a yang terucap diiyakan oleh Allah. Semua orang akan tampan, cantik, pinter dan kaya. Tidak ada rasa lagi sedih, memelas dan mati-matian berjuang yang akan membuat  hidup lebih berarti karena cukup bisa mendapatkan semua keinginan hanya dengan berdo’a pada Allah.
Bagaimana kita bisa merasakan susah senangnya kuliah,bekerja ngumpulin recehan demi sesuap nasi  atau hangatnya air mata ketika kita berjuang dengan segala upaya agar orang yang kita cintai  tidak direbut  atau berpindah ke lain hati ?, kalau cukup minta pada Allah dengan do’a semua keinginan  akan ada di depan mata ???
Bagaimana kita dapat merasakan Agungnya, besarnya kuasa Allah kalau kita selalu memvonis Allah untuk mewujudkan keinginan tanpa terkecuali, tanpa henti dan  jika tidak terpenuhi kita mengecap Allah tak adil, tak sayang pada kita ?
Semua yang terjadi dalam kehidupan ini adalah karena kehendakNya. Apapun yang telah Ia atur pastilah yang terbaik untuk kita, Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan tapi Allah akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan disaat memang kita membutuhkannya. Semua bergerak dalam keadilan Allah. Allah selalu punya skenario yang lebih tepat, lebih pas untuk kita .


__Uyha__
Untuk Lelaki Terhebat dalam Hidup

Ku persembahkan tulisan ini untuk lelaki terhebat dalam hidup ku yaitu ayah ku, ku harap suatu saat ia akan membaca tulisan ini, tulisan yang menggambarkan sebagian kecil tentang betapa bangganya aku menjadi putri kecilnya.
Aku selalu mendoakan mu tanpa henti. Memohon pada Allah agar selalu menjaga mu, memberikan mu  kesehatan dan kemudahan dalam segala urusan mu. Aku putri kecilmu sudah beranjak dewasa ayah, aku sudah duduk dibangku kuliah. Kurang lebih satu tahun lagi aku akan lulus aku akan segera diwisuda, aku akan menjadi seorang guru ayah seperti apa yang engkau ingin dulu. Aku akan menjadi guru yang bisa engkau banggakan, ku harap engkau akan bangga  atas apa yang ku kejar selama ini. Aku melakukan semua ini hanya ingin membuat mu bangga pada ku, aku hanya ingin melihatmu bahagia memiliki putri seperti ku, aku tak ingin engkau menyesal telah membesarkan ku dan memiliki putri seperti diriku.

Ayah ......
Aku benar-benar sudah beranjak dewasa. Engkau sudah tidak sesering dulu mendengar ocehan dan cerita kenakalan teman-temanku yang sering ku ceritakan dulu pada mu, aku sudah tak sesering dulu merengek-rengek pada mu untuk membeli barang yang ku inginkan. Aku masih ingat betul ketika engkau berkata pada adik saat ia mengeluh dengan tugas-tugas sekolahnya “coba tuh contoh mba’ mu, apa dia pernah ngeluh sama tugas-tugasnya. Apa mb’ mu pernah cerita kalau ada masalah-masalah, tidak kan ! yah namanya sekolah ya pusing yang namanya sekolah yah pasti ada tugas. Sekolah biar pintar biar bisa kerja dikantoran enggak kayak bapak Cuma jadi supir mobil butut, mobil utangan lagi”
Aku memang tak lagi banyak mengeluh pada mu, tak banyak hal ku bagikan kepada mu tapi bukan berarti jalan ku mulus-mulus saja ayah. Kadang akupun tersandung, kadang juga aku merasa sudah tidak mampu untuk menjalani semuanya banyak masalah yang ku hadapin sendiri, aku memang tak pernah berbagi pada mu, aku tak pernah mengeluh semuanya pada mu. Aku hanya tak ingin membuat mu khawatir dengan ku, aku hanya tak ingin membebani mu lagi dengan masalah-masalahku. Aku sadar bahwa hadir ku ke dunia pun sudah sangat membebani mu, aku sudah cukup merepotkan mu dengan biaya kuliah ku, biaya sehari-hariku, makan-minum ku, aku tak ingin merepotkan mu lagi ayah, aku akan menjadi putri mu yang kuat dan akan menjadi putri mu yang mandiri yang bisa menjalani semuanya sendiri.
Ayah........
Maaf kan putri mu ini yang selalu merepotkan mu dan selalu membuat beban dipundakmu semakin berat. Maaf untuk air mata yang sempat engkau teteskan untuk ku. Engkau tahu, hati ku sangat terluka saat melihat mu meneteskan air mata hanya karena ulah ku, aku benar-benar menyesal. Aku masih ingat betul saat kondisi keuangan kita memburuk dimana untuk makan saja sudah cukup alhamdulillah, disaat itu aku masih kost dan engkau menahan rasa malu mu menitipkan ku pada pakde yang sampai sekarang jadi tempat tinggalku. Aku tau kau menahan semuanya, menahan rasa malu, menahan rasa sesak didada. Aku tau dari cara berbicara mu seperti ada buih-buih air mata yang sengaja engkau bendung agar tak banjir didepan ku. Itu pertama kalinya aku melihat mu sesedih itu, seandainya saat itu engkau meminta ku untuk tidak melanjutkan kuliah maka aku akan tidak melanjutkan kuliah ku ayah dari pada aku semakin membebani mu.
Maaf untuk semua beban yang telah ku berikan pada mu. Maaf untuk semua yang telah ku lakukan pada mu yang mungkin tanpa ku sadari sudah menyakiti hati mu. Ribuan maaf pun mungkin tidak bisa menebus kesalahan yang aku lakukan padamu, Yah. Alih-alih membuatmu bangga, Kata-kata kasar mungkin pernah menyakiti hatimu, tapi rasa sayangmu pada ku tidak pernah luntur sebutir pun. Terima kasih telah merawat putri kecilmu ini menjadi sedewasa ini. Aku berjanji tidak akan berubah, karena akulah gadis kecil yang dibuat tertawa dan bahagia olehmu. Aku bersyukur telah terlahir menjadi putri kesayanganmu, semoga Ayah pun merasa bangga telah bersusah payah membesarkan aku.

Ayah aku berjanji pada diri ku sendiri, kelak jika aku benar-benar menjadi seorang guru, aku lah yang akan memikul beban dipundak mu. aku yang menggantikan semua posisi mu, engkau tak perlu pusing untuk memikirkan biaya sekolah adik-adik karena aku yang mengurus semuanya. Aku putri kesayanganmu anak pertama yang selalu engkau banggakan , akan menggantikan posisi yang memikul semua beban dipundakmu.
Ayah .....
Engkau tau betapa bangganya aku pada mu. Pekerjaan mu memang tak seperti pekerjaan orang tua teman-teman ku disekolah dulu maupun pekerjaan orang tua teman kampus ku. Orang kantoran, anggota militer, dosen, guru sedangkan pekerjaan mu hanya seorang supir. Aku bangga pada mu ayah engkau bukan seorang supir biasa engkau supir yang luar biasa bagiku. Engkau tau ayah, aku selalu mengagumi apa yang kau lakukan, engkau selalu bisa membuat ku takjuk atas apa yang kau lakukan. Dari mu aku belajar banyak hal yang tak pernah ku dapatkan di bangku sekolah maupun dari orang lain. Aku belajar kesabaran, rasa tanggung jawab, ketegaran, kebaikan dan masih banyak hal lagi yang tak bisa ku jelaskan panjang lebar.
Engkau ingat ayah.....
Saat engkau dapat masalah dan akhirnya engkau dibawa ke kantor polisi hanya karena ada dua orang yang goncengan naik motor menabrak mobil mu lalu orang itu meninggal sedangkan yang satu langsung lari begitu saja, engkau tau engkau tak salah apa-apa bahkan engkau tak bersalah ayah atas kematiannya. Tapi engkau langsung melapor kepolisi dan meyerahkan dirimu, engkau tahu ayah ? engkau bisa saja kabur tanpa harus melapor bukan kah tidak ada orang yang melihat mu satu pun, itu pun bukan salah mu itu salah mereka ayah bukan salah mu. dari mu aku belajar yang namanya sebuah tanggung jawab aku tau dan bahkan engkau pun tau bahwa engkau tak salah atas kejadian itu tapi engkau tetap kekantor polisi dan untuk beberapa hari lamanya engkau disana. Tapi tak sedikit pun raut wajah sedih yang engkau tunjukkan kepada ku, kau terlihat seperti biasa bahkan saat ku ngunjungi mu, kamu masih sempat mngajak ku bercanda bahkan ngajak ku makan bersama. Engkau benar-benar lelaki terhebat dalam hidup ku, aku bangga memiliki ayah seperti mu, aku bangga menjadi anakmu.





__Uyha__


Untuk Mu yang Selalu Ku Rindukan

Kadang deretan-deretan pertanyaan itu muncul.
Apa kalian bahagia disana ?
Apa kalian tak rindu pada ku ?
Apa kalian tak ingin bersama ku disini ?
Dua orang yang selalu ku rindukan. Dua orang yang wujudnya pun tak pernah ku kenali, dua orang yang tak pernah ku temui namun selalu ku rindukan kehadirannya. Ku persembahkan tulisan ini khusus untuk kalian meski ku tahu kalian tidak  akan pernah membacanya.
Aku benar-benar merindukan kalian, dua sosok manusia yang seharusnya ada disisi ku saat ini, dua sosok manusia yang seharusnya selalu siap siaga menjadi sandaran ku. Aku benar-benar merindukan kalian, rindu yang makin hari makin meninggi. Aku tau aku tak pernah melihat kalian, aku bahkan tidak tau seperti apa wajah kalian, tapi mungkin ikatan batin seorang adik dan kakak diantara kita sudah terjalin begitu kuatnya.

Kak.......
Tak sayang kah kalian pada ku ? kenapa kalian meninggalkan ku sendirian ? apa kalian tak ingin bersama ku ? kenapa kalian pergi secepat ini ? apa kalian merasa aku akan merepotkan kalian sampai kalian meninggalkan ku ? . Seandainya kalian masih disini mungkin kehidupan ini akan lebih indah dari sekarang, lebih indah dari kehidupan yang sedang ku jalani. Banyak hal yang tak bisa ku jalani sendiri, banyak hal yang sering membuat ku tumbang. Aku butuh kalian disini, menemani ku, mendampingi ku dan sama-sama berjuang membahagiakan Mama’ dan Bapak.  
Tak ada hal yang membuat ku lebih iri ketika aku melihat seorang kakak dan adik jalan bersama, seorang kakak yang selalu melindungi adiknya. Aku juga ingin kak, aku ingin seperti itu. Aku ingin kalian ada disini bersama ku, menemaniku, menjadi sandaran ku, menjadi tempat keluh kesah ku.
Kak....
Kalian tahu ? kita memang tidak pernah ketemu tapi entahlah aku selalu merindukan kalian aku sangat menyayangi kalian tak peduli apakah kalian juga menyayangi atau bahkan mengenal ku. Aku tau dari Bapak bahwa kalian hadir sebelum aku hadir, kalian pun pergi sebelum aku hadir, belum sempat kita bertemu. Tapi do’a ku tak pernah putus untuk kalian. Aku harap kalian bahagia disana, Allah benar-benar menyayangi kalian sampai Allah menginginkan  kalian berada disisiNya dibanding ada disisiku.

**aku kehabisan kata untuk menceritakan semuanya kak
Anak Matematika Pasti Pintar Hitung-Hitungan

Kadang kala aku ngerasa bangga jadi anak matematika, walaupun dulu gak pernah kebayang kalau akhirnya aku bisa kuliah jurusan pendidikan matematika. Yeah tahukan aku gak pernah bermimpi jadi seorang guru, apalagi guru matematika. Selama ini yang ada dibayangan ku, aku akan menjadi seorang dokter dengan jas dokter ku tapi karena satu dan lain hal maka semua itu tidak akan terwujud. Taraaaa akhirnya aku kuliah dan masuk jurusan pendidikan matematika, kadang ku ngerasa bangga jadi anak matematika, kadang aku ngerasa jurusan matematika itu bukan jurusan biasa loh Bray.
Pernah suatu hari teman Bapak main kerumah dan pada saat ku menyuguhkan minuman teman bapak tanya “weh dah besar yoh kamu nduk, dah kuliah toh ? ambil jurusan apa?”, “jurusan matematika pak”, “weh pinter noh”. Akunya mah Cuma senyum-senyum doang. Ada lagi pas Mama telponan sama Bude yang tinggal diseberang pulau sana “Eh si Yani, sekarang udah lulus SMA kan ? kuliah dimana ? gak jadi dijawa toh ? ambil jurusan apa ?”, Mama dengan bangganya “ambil jurusan matematika, kuliah disini ajah. Dia dikampus malah dapat beasiswa juga setiap semester sekarang ngajar les juga”, “Weh pintar dong bisa kuliah jurusan matematika, ya syukur bisa dapat beasiswa”. *duh bukannya sombong tapi ya namanya mungkin sudah rezeki kali ya, ku juga dapat beasiswa dikampus gak banyak sih tapi lumayan besar kalau untuk aku pribadi. Rezeki anak soleha hehehe* oke kembali ke topik. Nah itulah gambaran-gambaran yang kadang terjadi pada anak matematika, kuliah jurusan apa ? “Matematika” , wah pintar dong. Aku yakin anak matematika pasti pernah ditanya seperti itu hehehe dan pasti dibilang pintar juga tentunya pintar hitung-hitungan.
^_^ upssssss tapiiiiiiiiiiii.................
Kata siapa anak matematika itu pintar ? kata siapa anak matematika itu pandai berhitung ? kata siapa anak matematika itu hafal semua rumus matematika ? kata siapa anak matematika perkalian angka sudah dikeluar kepala ? kata siapa Bray ??????  *nantangin nih ceritanya hehehe*. Ane anak matematika semester 6 bray, tapiiii.........................*sambil nundukin kepala* ane gak pintar tuh, ane juga gak hafal semua rumus matematika *tunggu-tunggu emang matematika ada rumusnya yeah ?? ah sudahlah lupain*, ane juga gak hafal tu perkalian-perkalian, perkalian 26 x 7 aje ane harus coret-coret tuh gak bisa langsung jawab, udah coret-coret kadang masih salah pula jawabannya. Jadi ya Bray gak semua anak matematika itu pintar, gak semua anak matematika itu pandai berhitung yang perkalian angkanya sudah diluar kepala, yang tabel sin cos tang hafal semua mulai dari sin 0 cos 0 cos 1 dan kawan-kawannya. Tidak Bray. Matematika itu bukan untuk dihafal cukup dipahami hehehe *ngeles aje nih*.
Sekarang gini deh kalau anak matematika pintar berhitung, berarti logikanya anak komputer juga pinter komputer dong, terus kalau anak bahasa pasti pintar bahasa. Sekarang bayangin kalau anak bahasa pasti pintar berbahasa, pintar menggunakan kosa kata bahasa yang baik dan benar. Contoh anak bahasa indonesia, seharusnya kalau pakai logikanya kita anak bahasa indonesia pasti pintar menggunakan bahasa dengan kosa kata yang baik dan benar, emang anak bahasa kalau kepasar beli rica satu tumpuk bakalan bilang begini ke penjualnya “ Ibu berapakah harga rica ini santuk tumbuk ? dapatkah saya membelinya dua tumpuk dengan harga Rp. 10.000,-?” apa ia kayak gini, kan kagak. Palingan juga “Mama rica satu tumbuk berapa ?” iya tidak. Nah gitu juga anak matematika gak semua anak matematika pinter itung-itungan.

Tapi gak bisa dipungkiri bahwa emang anak matematika itu kemampuan berhitungnya lebih dari anak-anak jurusan lain *ups bukannya sombong sama jurusan sendiri, tapi emang yah begitu bisa dibuktiin sendiri kok ^_^ * . jadi kesimpulannya apa dong ??? apa yeah *mikir* ,,end kelamaan mikir 
Asdos (Asisten Dosen)

Asdos atau Asisten Dosen. Jadi Asdos atau Asisten Dosen mungkin jadi keinginan atau bahkan harapan sebagian mahasiswa, tapi tidak dengan ku. Baru-baru ini ada pengumuman pendaftaran Asdos tapi aku sama sekali tidak tertarik untuk mendaftar, tidak sembarang mahasiswa yang bisa daftar jadi asdos itu dilihat dari mata kuliah kalkulusnya harus bagus semua. Beberapa hari setelah pengumuman itu ditempel yang daftar jadi asdos ternyata cuma sedikit dan alhasil Asdosnya kurang karena ade-ade tingkat yang mau ditutor ini banyak. Akhirnya aku pun yang jadi sasarannya, aku ditunjuk jadi asdos itu dilihat dari nilai kalkulus I, kalkulus II dan kalkulus III ku A semua *la.....la....la..... bukannya sombong bray, Cuma ya pamer dikit kan kagak papalah yah hehehe. Dan jangan salah Kalkulus itu dulunya mata kuliah favorit ku DULU ya DULU bukan sekarang, makanya jangan heran kalau nilai kalkulus I A, kalkulus II A dan Kalkulus III A. Nilai kalkulus I sampai III tembak A semua hehehe.”

Apa aku bangga jadi Asdos ? apa aku senang jadi Asdos ? kagak bray, aku sama sekali tidak senang karena memang dari awalkan aku tidak tertarik jadi Asdos begituan *duh belaguk banget ya ini orang hehehe*. Duh duh duh bukannya belaguk bray, aku hanya tidak ingin terbebani, jadi Asdos itu tidak gampang, kalian harus bertanggung jawab atas ade-ade yang kalian tutor nah tingkat keberhasilan kalian itu kan bisa di ukur dari nilai-nilai kuis dan UTS mereka. Belum lagi, kalkulus itu mata kuliah di semester 2 sedangkan aku sudah disemester 6 *wah yang udah mulai jadi mahasiswa tingkat akhir ini, yah dong 1 tahun lagi ane lulus nih bray, nama ane bakalan ada embel-embelnya nih bray Turyaningsih S.Pd hehehehe*(kembali ke topik), duh materi kalkulus itu aku sudah benar-benar lupa harus buka-buka lagi tuh kitab sucinya anak matematika (red : Buku Kalkulus). 
Awalnya emang ku jalani setengah hati, aku benar-benar terbebani. Aku harus belajar kalkulus lagi, aku harus ngerjain soal-soal terlebih dahulu sebelum kasih mereka tutor, aku harus ngerti dan bisa ngejelasin materi-materi yang kadang mereka belum ngerti, aku harus ngatur waktu lagi buat pertemuan tutor dengan mereka di luar jam kuliah. Awalnya memang terpaksa, tapi akhir-akhir ini aku mulai menikmatinya. Toh ade-ade yang jadi kelompok tutor ku anaknya enak-enak, nurut-nurut kalau di kasih tahu. Gampang ngertian juga kalau dijelasin. Yah hitung-hitung buat pengalaman aja lah yah, hitung-hitung ngelatih mental kita biar tambah mak jhos gitu pas ntar udah benar-benar ngajar jadi guru beneran. Toh senang juga kalau hadirnya kita memberikan manfaat buat orang lain asal kagak dimanfaatin ajeh. hehehe








__Uyha__