Minggu, 21 Februari 2016

syukuri hidup ini


ayah

Catatan Tentang Ayah

Ayah…
Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan dari  pada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak bergantung pada siapapun dan tapi selalu membutuhkan kehadirannya. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil tapi ia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
Ayah tidak ada dialbum foto keluarga karena ia yang selalu memotret. Ayah selalu tepat janji ia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman meskipun ajakan mu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan. Ayah selalu sedikit sedih kertika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-temannya karena ia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.
Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala hal tapi ia membantu mu mencarinya. Ayah mungkin tampak galak dimata mu tapi dimata teman-temanmu ia tampak baik dan penyayang. Ayah paling tau bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuat mu senang tapi tidak takut.
Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit tapi ia tidak akan tidur semalaman siapa tahu kamu membutuhkannya. Ayah akan melupakan apa yang ia inginkan, supaya dapat memberikan apa yang kamu perlukan. Ayah membelikan lolipop yang kamu inginkan dan ia akan menghabiskannya kalau kamu tidak suka.
Ayah akan menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya hanya untuk mu walau kamu hanya ingin berbual. Ayah selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar iuran mu setiap semerster meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan didahinya. Ayah akan berkata “tanyakan pada ibu mu” ketika ia ingin berkata “tidak”.

Ayah tidak pernah marah tapi mukanya akan sangat merah padam ketika anaknya menginap dirumah temannya tanpa izin. Perasaan terbaik bagi seorang ayah adalah ketika ia melihatmu melakukan sesuatu seperti caranya. Ayah akan lebih bangga melihat prestasimu dari pada prestasinya. Ayah hanya akan bersalam dengan mu ketika pertama kali kamu pergi merantau meninggalkan rumah karena kalau ia memelukmu mungkin ia tidak akan mungkin bisa melepaskannya.
Ayah tidak suka meneteskan air mata, ketika kamu lahir dan ia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya ia sangat gembira sehingga hampir keluar air dari matanya. Ketika kamu masih kecil ia akan memelukmu untuk mengusir rasa takutmu ketika kamu mimpi akan dibunuh hantu. Tetapi ayah akan tidak dapat tidur sepanjang malam ketika anak kesayangannya diperantauan tidak pernah memberi kabar
Untuk masa depan anak lelakinya ayah berpesan “jadilah lebih kuat dari pada ku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku dari pada apa yang telah ku berikan kepada mu”
Dan untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan “ jangan kecewa meskipun kamu seorang wanita, selalulah menjadi bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak. Lelaki yang lebih dapat melindunganmu melebihi perlindungan ayah, tetapi jangan pernah gantikan posisis ayah dihatimu”
Ayah dapat membuat mu percaya diri karena ia percaya padamu. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik tetapi ia hanya mencoba melakukan yang terbaik. Dan yang terpenting adalah ayah tidak pernah menghalangi mu untuk mencintai Allah bahkan ia akan membentangkan seribu jalan untuk menggapai cintaNya karena ia pun mencintaimu karena cintaNya.




__Uyha__

bersyukur

Seharusnya Aku Bersyukur Atas Semua Nikmat Ini
Kadangkala hidup tak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan. Kadang hidup ini tak seperti yang kita harapkan. Kadang kenyataan yang terjadi seperti tak pernah berpihak pada kita. Pernahkah kau merasa jika kau adalah orang paling tidak beruntung sedunia?
Pernahkah kau merasa jika kau tidak berguna?
Pernahkah kau merasa jika Allah tidak adil kepadamu?
Atau bahkan kau sedang merasakan itu ?

Kawan ...........  !!!
kadang kala aku pun merasakan hal yang sama seperti itu.
Kadang aku ingin bertanya pada_Nya,
Mengapa aku tidak seperti mereka?
Mengapa aku tidak terlahir sebagai anak konglomerat?
Mengapa aku tidak terlahir cantik menawan ?
Mengapa aku tidak terlahir dengan otak brilian?
Mengapa aku tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan?
Mengapa aku tak punya banyak teman?
Mengapa aku selalu sendirian?
Mengapa aku tidak terlahir seperti ini ?
Mengapa tak satu pun kelebihan Engkau selipkan di dalam diriku ini ?
Aku lelah Ya Rabb, harus menjadi seorang pecundang seperti aku ini. Aku letih selalu terlupakan dan terbelakang, selalu menjadi yang terakhir bukan yang pertama dalam segala hal, aku malu jika bertemu orang, aku minder jika berhadapan dengan teman-temanku. Katanya Allah itu adil, tapi nyatanya? Apa ini yang dibilang adil?

Cantik...................? Ahh...... dengan tubuh yang gemuk dan pendek seperti ini apakah aku masih bisa dibilang cantik. Mana ada cantik-cantiknya. Modis.................? Aku tidak mengerti fashion dan tidak memiliki uang banyak untuk membeli itu semua. Style ku bisa dibilang biasa-biasa saja, pakaian yang ku gunakan sepertinya hanya itu-itu saja. Aku tidak mempunyai barang-barang bermerk. Paling mahal harganya seratus lima puluh ribu. Pintar? Hmmmm IP ku dikampus saja masih tergolong biasa-biasa saja. Teman.................? Percaya atau tidak jumlah teman-teman yang aku miliki bisa dihitung dengan jari. Itu karena aku sangat  pemalu. Aku tidak mudah bergaul dengan orang-orang sekitar. Kelebihan.............? Haha kelebihan apa coba...............? Kelebihan berat badan sih bisa jadi. Sampai mau beranjak usia 21 tahun aku hidup di dunia, aku tidak tahu minat dan bakat ku ini di bidang apa. Nyanyi.........? Suaraku cempreng begini mana bisa nyanyi dengan merdu. Seni.........? Aku tidak bisa bermain alat musik. Olahraga..........? Kalau aku suka olah raga mungkin badanku proporsional. Sayangnya aku tidak suka dengan hal-hal yang melelahkan. Nulis..............? Nulis apa................? Diary...............? Haha. Masak?............. Ahh.... sejak kapan pula aku bisa masak, bumbu dapur pun aku tidak begitu banyak tau, mana tumbar, mana miri, mana lada ohhhh aku masih bingung untuk membedakannnya.
Jadi apa kelebihanku? 
Tak ada satupun yang bisa dibanggakan dari ku. Kadang aku iri jika melihat teman-temanku, mereka anak orang kaya. Mereka bisa membeli apa saja yang mereka inginkan. Dengan uang segalanya bisa menjadi nyata. Oh Ya Tuhan lagi-lagi masalah uang.
Orang pintar, IP mereka tinggi Sedangkan aku selalu rendah padahal aku sudah susah payah belajar. Terlebih lagi orang yang pandai berbicara, aktif di kelas pasti dikenal dosen dan mendapat nilai bagus. Aku? Selalu pasif di kelas. Tidak bisa berpikir kritis. Benci debat.
Orang lain punya banyak teman, selalu have fun bersama teman-temannya. Aku? Perasaan temanku hanya itu-itu saja. Mungkin karena aku jutek jadi orang-orang enggan berteman denganku. Lebih tepatnya aku tidak bisa cepat akrab dengan orang baru, aku selalu kebingungan jika berhadapan dengan orang baru. Intinya aku tidak bisa basa-basi. Karena aku lebih suka to the point. L
Aku jadi lebih suka melakukan semua hal sendirian. Bisa dibilang autis. Saking seringnya sendirian, semakin sini aku rasa aku semakin anti sosial! Oh my God!
Orang berbakat, mereka bisa menyalurkan bakatnya dengan baik. Teman-teman ku bisa menjadi artis, model, penyanyi, pemain band, MC, asdos, guru, pengusaha, chef dll. Sedangkan aku? TIDAK BISA APA-APA.
Sudah jelas kan, aku ini tidak berguna. Tidak ada yang bisa aku banggakan. Tapi ternyata aku hanya selalu melihat ke atas. Aku terlalu naif, aku tidak pernah bersyukur atas semua yang telah Allah berikan untukku. Aku benar-benar tidak tau diri, tidak tau rasa bersyukur L
Betapa beruntungnya aku memiliki keluarga yang sangat menyayangi ku. Aku masih punya rumah. Sedangkan lihatlah anak-anak yatim piatu dan anak-anak jalanan. Mereka tidak punya orang tua, tidak punya rumah, dan tentu saja kurang kasih sayang orang tua. Mestinya aku bersyukur, orang tua ku masih mampu membiayai hidupku. Anak macam apa aku ini yang tidak pernah menghargai perjuangan orang tuaku ? L
          

Aku dianugrahi anggota tubuh yang lengkap oleh Allah. Tapi masih saja aku mengeluh tentang parasku yang tidak cantik. Harusnya aku bersyukur, lihatlah orang-orang yang cacat fisik. Bagaimana rasanya harus menjalani hidup tanpa anggota tubuh yang lengkap? Astaghfirullahaladzim aku tak sanggup untuk membayangkannya.
Allah masih sayang padaku, mungkin jika parasku cantik aku bisa jadi bahan permainan lelaki tak bertanggung jawab ! Percayalah lelaki baik-baik hanya untuk wanita baik-baik. Dan ternyata sebejad-bejadnya seorang lelaki terhadap wanita, mereka nantinya akan memilih wanita baik-baik yang bisa menjaga harga dirinya.
Mengenai kecerdasan, harusnya aku bersyukur karena aku masih dianugrahi otak. Sedangkan orang-orang cacat mental diluar sana harus hidup dengan kondisi seperti itu. Mungkin aku saja yang pemalas untuk menuntut ilmu, atau mungkin juga jika aku pintar aku akan menjadi sombong sehingga Allah tidak menganugrahkan kecerdasan berfikir kepadaku.
Soal teman-temanku, mungkin Allah sengaja mengirim orang-orang pilihan untuk berteman denganku sehingga aku tidak terjerumus kedalam hal-hal negatif. Lihatlah diluar sana banyak kasus remaja yang hamil di luar nikah, pecandu narkoba, dll. Sekali lagi aku harus bersyukur kepada Allah atas semua ini.
Mungkin soal minat, bakat dan passion, itu sebenarnya bisa dilatih dan ditekuni sendiri. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Sekarang aku mulai belajar menulis, seperti apa yang sedang ku jalani sekarang aku harap suatu saat aku bisa menjadi penulis profesinal. Optimis pasti bisa J
Betapa kufurnya aku dengan semua nikmat dan anugerah yang Allah berikan kepadaku. Aku terlalu naif untuk bersyukur atas segala yang aku miliki. Maafkan aku ya Allah telah menjadi manusia yang sombong. Terimakasih Ya Rabb atas semua ini. Aku sangat bersyukur dan aku bahagia. J Aku benar-benar bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan pada ku. Nikmat Iman dan Islam, nikmat sehat. Betapa tidak tau dirinya diriku ini. Maafkan aku telah menjadi orang yang tidak tau diri, telah menjadi orang yang sombong dan tidak tau mensyukuri segala nikmat yang kau berikan. Maafkan aku dan terimakasih untuk semua ini aku benar-benar bersyukur dan bahagia atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada ku.




__Uyha_kak Gina Ruliana__ J  

We ^_^

We have A  Dream

Hai teman seperjuangan ?

Masih ingatkah kalian dengan foto ini ?
Foto yang luar biasa ini hehehe. Dimana ada 3 orang sahabat yang berfoto ala profesinya. Era yang dengan jas putihnya ingin menjadi seorang dokter, si Mr. Bean yang ingin menjadi seorang mantri hewan. Dan seseorang yang memakai baju batik adalah diriku yang ingin menjadi seorang guru.
We have a dream
Kami memiliki sebuah mimpi
Ah...... setiap orang pasti memiliki mimpi begitupun kami. Mimpi yang kami harap akan terwujud suatu saat nanti. Tidak terasa sudah dua tahun lamanya kami terpisah  oleh jarak dan  waktu. Aku dan Mr.Bean ada disini sedangkan Era ada diseberang pulau sana. Huh..... apa kabar kalian ? mengapa tak ada komunikasi diantara kita ? apakah kalian sibuk sampai tak pernah ada kabar dari kalian ? tak rindukah kalian pada ku ? apa kalian baik-baik saja ? sedang apa kalian ? apa kalian sudah makan hari ini ?
Huh............. teman seperjuangan. aku sangat merindukan kalian, rindu saat kita menghabiskan waktu bertiga, berbagi sesuatu yang kita miliki. Rindu pada teman seperjuangan yang selama 1 tahun lamanya selalu bersama-sama, yang duduk bangkunya dikelas selalu berderetan, yang setiap ada tugas kelompok tak pernah bosan menjadi satu kelompok terus, teman diskusi, teman yang selalu enak jadi tempat curhat, teman perjuangan yang sama-sama sedang berjuang untuk meraih apa yang selama ini kami impikan.
Tahun depan study S1 ku akan selesai kawan. Itu berarti Mr.Bean juga akan diwisuda diwaktu yang bersamaan dengan ku, ah hampir saja ku lupa. Mr. Bean mengubah mimpi awalnya, kau ingat diawal cerita ia ingin menjadi mantri hewan tapi entah kenapa dia memutuskan untuk menjadi seorang GURU FISIKA. Oh ya Era..... apakah study mu akan selesai juga tahun depan ? apakah kita lulus kuliah diwaktu yang bersamaan ? apakah kita akan mendapatkan sebuah gelar diwaktu yang bersamaan ? apakah mimpi-mimpi kita akan terwujud diwaktu yang bersamaan ?
Dr. Ferawati Endang
Turyaningsih S.Pd
Bayu Kurniawan S.Pd
Ah......... luar biasa bukan ketika nama kita mulai bertambah dengan embel-embel. Embel-embel yang untuk mendapatkan butuh waktu bertahun-tahun, embel-embel yang untuk mendapatkan butuh proses yang panjang tentunya butuh kerja keras dan usaha pula. Aku harap mimpi-mimpi itu akan terwujud sesegera mungkin setelah apa yang kita lakukan selama ini untuk mendapatkannya.
Hai kawan .......... !!!
Apakah kau juga memiliki mimpi seperti kami ? apa mimpi mu ? ingin menjadi apa kau kelak ? apakah mimpi mu sudah terwujud atau bahkan kau sedang berjuang keras untuk mewujudkannya ? . untuk mu yang mimpi mu telah terwujud berbahagialah karena kau telah mendapatkan apa yang kau mimpikan, segala usaha dan kerja keras yang telah kau lakukan telah terbayarkan. Dan untuk mu yang sedang berusaha mewujudkan mimpi-mimpi mu, tetap semangat kawan jangan mudah menyerah dan putus asa, bayangkan bagaimana rasanya jika mimpi-mimpi itu bisa kau wujudkan. Semua orang berhak bermimpi kawan termasuk, aku, kau, dia dan mereka. Tapi mimpi itu tak akan bisa terwujud jika kita hanya berdiam diri tanpa melakukan usaha apapun.



__Uyha__Cemungut kawan__

__Uyha__

Untuk Mu yang Pernah Hadir dalam Hidup Ku

Hai kamu ?
Bagaimana kabar mu sekarang ? apa kau baik-baik saja ? apa kau sudah berubah ? apakah kau sudah bahagia dengan yang lain ? apakah kau sudah menemukan pengganti ku ? ya ku harap dimanapun kau berada saat ini, ku harap kau baik-baik saja dan selalu bahagia.


Ah masa lalu..... masih ingat kah kau dengan foto ini ?
Saat ku mengecek isi memori Hp lama, tak disengaja ku menemukan foto ini. Foto yang beberapa tahun lalu kita ambil, foto dengan ekspresi senyum mengembang, foto yang menggambarkan betapa bahagianya saat kita  bersama. Yeah foto ini membuka ingatan yang telah berlalu. Tak peduli apakah kau masih mengingat ku atau tidak. Aku pun tak bermaksud membuka lembaran yang telah tertinggal. Lewat tulisan ini, ku hanya ingin menyampaikan bait-bait kata yang tak lagi bisa ku ucapkan secara langsung pada mu.
Kau yang selama 5tahun lamanya, selalu mengisi hari-hari ku. Kau yang selalu ada untukku, kau selalu melukis kebahagian dalam hidupku. 5 tahun bagiku bukan waktu yang sebentar, 5 tahun itu waktu yang cukup lama. Aku kira kau adalah yang terakhir dalam hidup ku, walau ku tau perbedaan kita begitu nampak. Kau dengan keyakinan kristiani mu dan aku dengan kenyakinan islami ku. Ku sadar akan perbedaan yang begitu mencolok diantara kita, bahkan banyak dari sebagian orang yang memandang buruk tentang kita tapi aku tak pernah peduli selama kita memang tidak merugikan mereka.
5 tahun lamanya aku pun berusaha mengenalkan islam pada mu, mengajarkan mu solat, mengajarkan mu mengaji, mengajarkan mu do’a-do’a pendek. Kau tau ? betapa gembiranya aku ketika hafalan do’a-do’a pendek mu terus bertambah, betapa gembiranya aku ketika kau mulai rajin mengerjakan solat meski masih asal-asalan.
5 tahun ku lalui hari-hari terus bersama mu. Apakah selama 5tahun itu kau bahagia bersama ku ? atau justru kau tersiksa ? . kisah kita memang telah terlampau jauh terlewat bahkan aku sudah meninggalkan semua kenangan itu jauh-jauh, aku hanya ingin menyampaikan ucapan terimakasih. Terimakasih pernah hadir dalam hidup ku, pernah menjadi bagian yang terindah dalam hidup ku, pernah menjadi sesuatu yang berarti dalam hidup ku. Terimakasih. Terimakasih telah membuat aku belajar tentang banyak hal, terimakasih telah hadir dalam hidupku, terimakasih untuk tawanya, candanya dan hari-hari bersamanya, terimakasih telah membuat aku menjadi aku yang tanpa pura-pura saat bersamamu, terimakasih untuk banyak hal yang tak bisa kejelaskan satu persatu. Dan maaf untuk semua ketidaksempurnaanku.
Apakah aku bahagia bersama mu saat itu ? ya aku sangat bahagia bersama mu SAAT ITU, apakah aku menyesal setelah kita berpisah ? Tidak, aku tak pernah menyesal kita telah berpisah, aku justru bahagia dengan kehidupan ku yang sekarang. Terimakasih telah melepaskanku, membiarkan ku untuk bertemu orang yang jauh lebih baik dari mu. Aku yakin semua ini adalah yang terbaik untuk ku dan untuk mu, untuk kita.
Aku bahagia dengan kehidupan ku sekarang aku merasa jauh lebih baik sekarang. Aku pun sudah bahagia bersama yang lain, seseorang yang menggantikan posisi mu. Aku sudah mengubur semua kenangan 5tahun yang lalu saat bersama mu. Terimakasih untuk semua yang kau lakukan untuk ku terimakasih untuk semua yang pernah kau berikan pada ku.
Dan untuk mu yang sekarang sedang bersama ku.....
Terimakasih telah hadir dan mewarnai hidup ku. Setiap orang memiliki masa lalu. Tidak peduli apa masa lalu itu baik atau buruk. Tidak peduli apa masa lalu itu indah ataupun buruk. Yang perlu kau tau  mereka sudah tertinggal jauh disana. percaya atau tidak…aku  sudah meninggalkan puing-puing itu jauh disana.

Pertama kali mengenalmu, aku tak pernah menyangka bahwa kita bisa berada sampai pada sebuah titik yang tak pernah ku duga sebelumnya. Dulu aku tidak pernah menduga, tak pernah menyangka, membayangkan, atau berangan bisa berkenalan denganmu, atau bahkan lebih dari itu. Mungkin dulu dunia sedang berkonspirasi untuk mempertemukan dua orang yang saling tak tahu dan tiba-tiba bisa punya perasaan yang sama.
Dulu akupun tak tahu, apa yang aku rasakan ini cinta atau rasa nyaman yang terlalu berlebihan.  Apa ini rasa sayang atau hanya ketertarikan sesaat. Tapi apakah kau tahu ?. Setiap hari saat kau memenuhi handphoneku dengan pesan-pesanmu, setiap hal yang menyebalkan dari dirimu, saat melihatmu, melihat senyummu, dan setiap jengkal detik yang kita gunakan untuk tertawa meski terkadang tanpa suara: aku sungguh ingin mengulangnya berkali-kali. Sejak kau masuk dalam daftar orang yang ku sebut dalam doa, kau sudah berada disana: dihatiku, yang dulu aku yakini tak ingin dihuni oleh siapapun lagi.
Kau tahu? Allah selalu merahasiakan setiap kehendakNya, dan rahasia itu akan dibuka satu persatu disaat yang tepat nanti. Mungkin kini aku sedang menunggu saat tangan Allah membuka rahasia yang ditujukan untuk aku, kau atau mungkin kita. Karena aku dan kau sama-sama tak bisa mengintip apa yang tertulis dengan tinta permanen dilangit sana.



__Uyha__

Uyha

Aku Rindu Masa Kecil ku
Masih ingat banget dulu waktu masih kecil, satu-satunya hal yang paling aku inginkan adalah menjadi orang dewasa. Dalam bayanganku, orang dewasa enak, bebas melakukan apapun tanpa adanya aturan yang ketat, tidak terkekang, sudah bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Tidak dipaksa-paksa untuk makan, tidur, dan belajar. Tidak dilarang kesana kemari.

Tapi, sekarang aku sadar. Aku salah jika berharap dulu ingin menjadi cepat dewasa. Semua yang terjadi tidak sesuai dengan harapan masa kecil ku. Aku memang bebas kesana kemari. ketemu orang-orang baru dan dunia baru. Aku bisa menentukan jalan hidupku, dan juga tersesat di dalam pencarian jalan keluar. Saat dewasa masalah datang begitu banyak, ada aja masalah yang ada. Yang satu belum kelar ada lagi masalah baru. Seperti bersahabat dengan masalah.
Mereka bilang, masalah akan membuat ku semakin kuat. Tapi apakah karang yang kena ombak setiap hari tidak akan terkikis ? Mereka bilang, aku harus jatuh berkali-kali baru bisa lancar berjalan. Tapi bagaimana jika disaat aku jatuh, dan kaki ku patah, masih sanggupkah aku untuk berjalan? Mereka bilang, bersinarlah lebih terang dari yang lain. Tapi buat apa bersinar terang jika hanya akan menyilaukan mata mereka bila melihatku, sehingga mereka tak bisa lagi membuka mata mereka hanya untuk melihatku?
Hai masa kecilku, aku sangat merindukanmu.
Aku rindu disaat aku hanya peduli pada mainan yang aku mainkan, tanpa harus peduli, siapa yang memberinya? dimana ia membeli? bagaimana ia membelinya? darimana ia dapatkan uang untuk membelinya? dan bersama siapa ia membelinya? Aku rindu disaat aku memakan makanan favoritku,
tanpa harus berpikir, dari apa makanan itu dibuat? bagaimana cara pembuatannya? apakah susah atau tidak membuatnya? siapa yang membuatnya? dan bagaimana nilai gizi yang terkandung didalamnya?
Aku rindu disaat aku berjalan-jalan dengan orang tuaku, tanpa harus bertanya-tanya di dalam hati, apakah mereka senang membawaku jalan-jalan? apakah senyum yang mereka tunjukkan benar-benar tulus dari dalam hatinya? apakah mereka tidak punya masalah dengan kerjaannya?
Aku rindu masa kecilku. 
Aku rindu disaat aku tidak harus peduli, tidak harus tau, tidak harus berpikir, tidak harus menduga, dan tidak harus menganalisa.
Aku rindu :')
Aku rindu masa-masa kecil dulu. Masa-masa yang telah lama aku tinggalkan. Masa kecil yang penuh kenangan, menyenangkan, karena yang menyakitkan tak pernah mau ku kenang, atau memang sebenarnya tak ada yang menyakitkan. Masa-masa yang aku habiskan bersama teman-teman, anak-anak sebayaku yang hanya kenal keceriaan itu. Ah, aku sangat merindukannya.
          Aku Ingin Semuanya Kembali Seperti Dulu. Ketika kesepian bukan teman sehari-hariku. Ketika sendiri tidak pernah menjadi masalah. Ketika rindu bukan sesuatu yang menusuk. Ketika rapuh tidak menjadi bagian dari diriku. Ketika topeng bukan sesuatu yang ku kenakan sehari-hari


__Uyha__My Story__


Kamis, 18 Februari 2016

mimpi hanya milik orang-orang yang beruang

Mimpi Hanya Milik Orang-orang yang Beruang

Uang memang bisa membeli apapun yang kita inginkan bahkan mimpi sekalipun bisa kita raih jika kita memiliki uang yang begitu banyak. Entah aku yang menganggapnya salah atau memang seperti itu kenyataannya.
Dari kecil Guru ku disekolah selalu mengatakan “Gantungkan cita-citamu setinggi langit”. Sebuah kalimat sederhana namun selalu menjadi penyemangat ku untuk terus bermimpi. Aku hanya bermimpi kelak jika aku besar aku bisa menjadi seorang dokter. Yeah seorang dokter, sebuah profesi yang dimataku begitu sangat luar biasa. Aku memang bukan terlahir dari sebuah keluarga yang kaya raya, ayahku hanya seorang supir sedangkan ibu ku hanya ibu rumah tangga biasa, tapi ku memiliki cita-cita yang menurut ku dan keluarga ku begitu besar yaitu menjadi seorang dokter.
Pernah dulu saat SMP ditanyai oleh guru, “kenapa ingin jadi dokter ? kenapa tidak ingin menjadi yang lain ?” alasan sederhana yang ku jawab hanya “aku ingin membantu banyak orang pak , bagiku menjadi dokter bisa membantu banyak orang dan mengobati banyak orang yang sakit”. Hehehe itu bukan alasan utama kenapa aku sangat bermimpi menjadi dokter, ayah ku sering sakit bahkan saat sakitnya kambuh ia sering sekali berkata “ambil saja nyawa ku, aku sudah tidak kuat lagi”. Aku yang dulu masih sangat kecil, yang belum tau tentang apa-apa, yang ku tau aku tak pernah tega melihat ayah ku seperti itu. Aku selalu ingin menjadi orang pertama yang akan menolongnya saat dia membutuhkan orang lain, aku ingin menjadi orang pertama yang akan menyembuhkannya ketika ia sakit. Ayah adalah alasan utama ku kenapa aku bermimpi ingin menjadi dokter.  Aku ingin akulah orang pertama yang akan menyembuhkannya ketika ia sakit, ia tak perlu pergi jauh-jauh untuk berobat karena aku anaknya adalah seorang dokter.

Dr. Turyaningsih ^_^
Ah ...... sebuah gelar yang sangat ku impikan sejak dulu. Menyandang gelar seorang dokter, mempunyai klinik, bekerja di Rumah Sakit. Bertugas membantu orang, menolong orang dan menyembuhkan berbagai penyakit. Memakai seragam dokter, memakai telestop. Itulah impian ku sejak kecil. Impian yang terus tumbuh berkembang seiring dengan pertumbuhan ku. Impian itu semakin besar...... besar........ dan semakin besar. Hingga akhirnya impian itu musnah begitu saja. Dunia ku serasa runtuh seketika ketika ku tau  bahwa aku tak akan pernah bisa menjadi seorang dokter seperti yang ku impikan selama ini.
Impian ku hancur berkeping-keping.
Masa-masa SMA sudah berakhir, saat aku sibuk untuk mencari Perguruan Tinggi untuk ku melanjutkan sekolah, saat aku sibuk mencari informasi tentang tes masuk jurusan Kedokteran di sebuah Perguruan Tinggi. Disaat itu juga, impian ku hancur. Impian yang ku bangun sejak kecil, impian yang terus ku rawat hingga semakin hari semakin kuat dan besar harus hancur begitu saja dalam sekejap.
          Siang itu saat ku sibuk untuk memilih Perguruan Tinggi mana yang akan ku pilih, ayah tiba-tiba masuk kekamar ku. Awalnya ku kira ia akan membantu ku untuk memilih Perguruan Tinggi mana yang sekiranya bisa ku pilih untuk melanjutkan study ku tapi ternyata dugaan ku salah. Siang itu entah kenapa menjadi hari yang sangat mengerikan bagi ku, ayah mulai berbicara ketika aku sibuk membolak balikkan brosur Perguruan Tinggi yang sedang ku pegang

“lagi sibuk to mbak ? jadinya mau kuliah dimana ?” , ayah mulai bertanya
“gak tau pak’e aku pengennya di UGM, kalau gak keterima yah di ITB juga gak papa kalau masih gak keterima lagi dimana aja gak papa deh gak masalah yang penting bisa kuliah kedokteran” jawab ku sambil mengembangkan senyum selebar-lebarnya
“bapak minta maaf sama kamu”, kali ini sorot matanya mulai berubah dan nada bicaranya pun mulai merendah tidak seperti biasanya
“kenapa minta maaf pak, maaf buat apa ? kan justru aku yang harusnya minta maaf karena selalu ngerepotin bapak dan mamah terus” aku mulai cemas akan arah pembicaraan ini
“bapak gak bisa kuliahin kamu kedokteran, bapak gak punya uang untuk biayai kamu. Bapak gak mampu kalau kamu harus ambil jurusan kedokteran biayanya mahal mbak. Kemarin bapak tanya sama temannya bapak, anaknya juga ambil jurusan kedokteran biayanya mahal sekali mbak, baru pendaftaran ajah sudah 200 juta belum kalau pas kuliahnya. Mbak gak marah kan sama bapak ? mbak kuliah disini ajah ya biar gak jauh-jauh dari bapak. Mbak coba deh jadi guru aja, guru juga membantu banyak orang”. Kali ini mata ayah mulai memerah, aku lihat ada buih-buih air mata yang ia tahan agar tak jatuh. Ingin sekali aku memeluk dan menangis dihadapannya tapi ku tak ingin membuatnya bertambah sedih,
“aku gak usah kuliah aja pak. Aku mau kerja aja. Gak papa aku gak kuliah, toh aku cewek nantinya juga Cuma jadi ibu rumah tangga suami ku yang nantinya akan biayain aku bukan aku. Aku gak jadi kuliah aja pak” senyum ku  tetap ku tampakkan agar ayah tak semakin mengkhawatirkanku.
“mbak marah ya ? bapak minta maaf ya. Mbak kuliah disini aja, mbak jadi guru aja yah. Dulu bapak itu pengen banget jadi guru supaya bisa ngajar banyak anak, anak yang diajar supaya pintar semua. Bapak gak mau anaknya bapak gak punya masa depan. Kamu harus kuliah tapi maaf kamu gak bisa jadi dokter” sambil menepuk bahuku, ayah meninggalkan ku dengan puing-puing impianku yang telah hancur.
          Siapa bilang semua ini mudah untuk diterima ?. Beberapa hari aku kehilangan semangat ku. Aku malas kesekolah mengurus ijasah dan lain sebagainya, aku sudah malas berdiskusi dengan teman-teman dekat berkaitan tentang pendaftraan kuliah dan sebagainya. Aku lebih memilih menyendiri disudut kamar ku, ku luapkan semuanya dengan tangisan. Mungkin ayah mulai khawatir dengan keadaan ku tapi aku tak pernah pedulikan hal itu sampai pada malam itu ku mendengar ayah menyelipkan do’a-do’a untuk ku diakhir solatnya. Do’a yang sampai saat ini membuat ku berjanji aku tak akan mengecewakannya, aku akan membahagiakannya sekalipun hatiku hancur.
          Pagi harinya ku sudah rapi lengkap dengan seragam putih abu-abu ku, ku bergegas kesekolah mengurus segala urusan yang berkaitan untuk melanjutkan study ku ke Perguruan Tinggi. Hari itu juga kami disuruh mengisi formulir pendaftaran masuk PTN, aku isi semua formulir itu lengkap dengan jurusan yang ku pilih yaitu PENDIDIKAN MATEMATIKA dan FISIKA, jurusan yang tak pernah terpikirkan selama ini.  Dan tak butuh waktu lama, ternyata aku keterima masuk dijurusan PENDIDIKAN MATEMATIKA.
          Aku akan menjadi seorang guru. Yeah seorang guru bukan seorang dokter. Sebuah keterpaksaan yang ku jalani agar tak ada lagi buih-biuh air mata ayah yang tersisa untuk ku. Sama seperti awal alasan ku ingin menjadi dokter adalah karena ayah dan kinipun alasan ku menjadi guru karena ayah. Aku ingin melanjutkan mimpinya yang tak peranh ia capai. Mimpi ku sudah hancur buat apa aku membangunnya kembali, aku cukup melanjutkan mimpi dari ayah ku, ia ingin menjadi guru maka aku akan menjadi guru untuknya.
          Mimpi yang bertahun-tahun ku bangun hancur berkeping-keping hanya masalah uang. Hanya karena kami tak punya begitu banyak uang maka akupun tak bisa mewujudkan mimpi ku. Apakah mimpi itu hanya untuk orang-orang yang beruang ? sebegitu menyedihkannya kah kehidupan ini, mengapa semua harus diukur dengan uang ? lantas bagaimana nasib mimpi orang-orang seperti kami yang tak punya banyak uang ? apakah kami tak boleh bermimpi ? kenapa pula ada slogan “gantungkanlah cita-cta mu setinggi langit” ? apakah slogan itu hanya untuk orang-orang yang beruang bukan pula untuk kami ? Atau mugkin aku terlalu tinggi menggantungkankan mimpi ku hingga pada akhirnya aku terjatuh dan  tak bisa meraih apa yang ku mimpikan. Ah semua memang bisa dibeli dengan uang, uang memang memudahkan segalanya.


__uyha_my story__

aku sudah terbiasa sendiri

Aku Sudah Terbiasa Sendiri

Aku sudah  terbiasa sendiri. Berteman dengan sepi dan kadang hari-hari ini terasa membosankan, hampir semua hal yang ada dihidupku ku lakukan sendiri selagi ku memang bisa melakukannya sendiri, membosankan memang. Menyebalkan rasanya ketika harus ngeliat teman-teman berkumpul dengan teman lainnya, yeah mungkin bisa dibilang sahabat. Saat mereka asyik mengisi hari-hari mereka dengan kebersamaan dan keceriaan, kau bisa bayangan apa yang ku lakukan ? aku hanya berusaha menyibukkan diri ku sendiri. Hidup sendiri tanpa seorang sahabat dan berteman teman sepi huh memang menyebalkan.

Dan Sampai saat inipun ‘’SAHABAT’’ menjadi kata yang abstrak bagiku, aku ingin sekali ngerasain benar-benar punya sahabat, sahabat yang benar-benar nyata. Ketika kebersamaan kami menjadi hal yang  ku tunggu-tunggu. Ketika mereka selalu ada di sini mendengar ceritaku. Ketika mereka selalu mengerti apa yang aku rasakan. Ketika aku berani memberikan kepercayaanku dengan meluapkan segalanya pada mereka. Ketika aku tidak perlu merasa selalu sendiri. Ketika aku bisa menyadari ‘sahabat’ benar-benar ada.
aku terbiasa sendiri, bukan berarti aku bisa hidup sendiri. Aku melakukan semuanya sendiri bukan berarti aku menikmati semua dunia ku. Masih ingat dulu ada salah satu teman kelas yang  tanpa berpikir dulu menyampaikan komentarnya tanpa ku minta, sebuah rangkaian kalimat yang menusuk hati “kamu itu manusia yang paling egois. Kamu hanya mempikirkan dirimu sendiri dan kamu itu hanya sibuk pada dunia mu sendiri tapa memperdulikan orang lain”. Kau tau kawan ? kau tak tau apa-apa tentang hidup ku, kau bilang  aku manusia egois, kau bilang aku hanya sibuk dengan dunia ku sendiri. Tak sadar kah kau, aku merelakan orang yang sangat kusayang untuk mu. Masih egois kah diriku ? masih tak pedulikah aku dengan orang lain ? setelah apa yang ku lakukan untuk mu.

Membicarakan kata “persahabatan”, memori ingatan ini kembali kemasa-masa SD masa kanak-kanak yang penuh dengan keceriaan. Disaat itulah aku benar-benar memiliki sahabat, sahabat-sahabat  yang selalu ada bersamaku. Mereka yang selalu ngelindungi ku dari anak-anak nakal, mereka yang selalu ngehapus air mata ku saat aku nangis, kemana-mana bareng. Semuanya berubah saat memasuki jenjang SMP. Kami semua berpisah, aku sendiri yang tak satu sekolah dengan mereka. Satu tahun setelah masuk SMP hubungan persahabatan kami tetap berjalan seperti biasa, ngumpul bareng, lebaran bareng, ngaji bareng. Tapi itu semua gak berjalan lama, beberapa bulan kemudian kami sibuk dengan aktivitas kami masing-masing, ditambah lagi kami tidak satu sekolah semua terasa semakin jauh. Dari situ aku benar-benar ngerasa sendiri, diSMP sendiri aku tidak punya sahabat seperti mereka aku lebih suka menyibukkan diriku keperpustakaan sekolah. Aku lebih suka menyendiri dari pada kumpul-kumpul dengan teman lain.
Dan untuk Teman-teman masa kecilku dulu, apa kabar hidupmu sekarang? Bahagia kah kalian bersama teman-teman baru, dunia baru ? Aku harap iya, teman. Apakah kalian merindukan ku ? Jangan lupakan aku, teman masa kecil yang dulu pernah (mungkin) membuat kalian menangis atau pun terawa.
Aku benar-benar merindukan kalian. Sampai dibangku kuliah pun posisi kalian tak tergantikan oleh siapapun. Kawan, aku benar-benar kesepian disini aku membuuhkan kalian disini. Aku memang terbiasa sendiri tapi bukan berarti aku bisa melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan siapapun.


__Uyha_my story__

Rabu, 17 Februari 2016

La Tahzan
Jadilah Wanita yang Paling Bahagia


L
a Tahzan
Sekali lagi air mata itu tumpah, seakan bisa melegakan sesak yang berkecamuk dalam dada ini.  Wanita, Kadangkala diuji dengan sehebat-hebat ujian. Kadang menangis adalah cara yang paling sering dilakukan untuk meluapkan semua rasa yang berkecamuk dan menyesakkan dada ini.




La tahzan ukhty ........
Optimislah dengan ujian. Itu hadiah Tuhan.
Bersyukurlah. Beruntunglah.
Dari jutaan, engkau pilihanNya.

Kadang kita merasa kitalah yang paling besar ujiannya. Kadang kita merasa kitalah paling berat bebannnya.
Come on. Ada orang lagi lebih besar ujiannya. Lebih berat bebannnya.
Jangan merungut sayang. Jangan mengeluh walau sedetik.
Kita milik Dia. Dulu, Kini. Dan selamanya.
Maka Dia berhak menentukan yang sebaiknya buat kita.

Jalan takdir Allah tak pernah salah.
Berbaik sangkalah dengan aturanNya.
Jika perlu menangis, maka menangislah jika menangis bisa membuat mu lebih baik dan lebih tenang
Tapi sayang, jangan sedih lama-lama.
Menampakkan sepertinya kita kurang redha dengan apa yang Allah aturkan.
Takdir Allah is something yang unexpected.
Miracle things may come soon. Soon.
Engkau harus percaya.
Ya, percaya.


La tahzan
Syurga itu mahal sayang, bukan mudah kita untuk dapatkan.
Even people always said, benda yang susah untuk didapat itulah yang kita akan benar-benar hargai.
Dan kita pasti bahagia sangat bila dapat.
Itu pasti.
Senyum.

Tapi terkadang ada masa kita jatuh.
Tak mampu untuk bangun.
Tapi, ingatlah. Walau apa pun, Allah akan tetap menemani.
Just beside you.
Selalu.
Allah akan menyembuhkan luka di hati kita.
Perlahan. Perlahan.
Inilah hadiah buat hambaNya yang bertabah
Tears.

InsyaAllah, bila Allah redha, Allah akan mudahkan.
Tidak mudah. Siapa bilang semua ini mudah?
Tapi inilah kasih sayang Allah.
Berdamailah dengan takdirNya.
Dan sampai masa kita akan faham, ada perkara yang memang sudah tertulis akan terjadi.
Dan tertulis di Lauh Mahfuz.
Dan kita mesti berhenti daripada memaksa ia menjadi seperti yang kita inginkan
Tetaplah sabar dan redha dengan aturanNya.

Bukalah surat cinta dariNya.
Pasti akan damai hatimu.
” Maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku)” [Yusuf: 18]

La tahzan. Kesatlah air matamu.
Allah ada.
Allah tahu.
“Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mengetahui segala isi hati.” [Al-Maidah:7]

Dan ingatlah,
“Kebahagiaan kita tidak terletak pada harta, tidak pada penampilan diri, tidak juga pada gemerlap perhiasan dan keindahan dunia. Ukuran kebahagiaan terkait erat pada hati dan ruh manusia yang mendamba redha Tuhannya.” -Hasan Al-Banna-

La tahzan,

Jadilah wanita yang paling bahagia  :)


__Uyha_ Raihan Dinar__