Minggu, 21 Februari 2016
ayah
Catatan
Tentang Ayah
Ayah…
Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan
dari pada dirinya, menghadapi lebih
sedikit kesulitan, lebih tidak bergantung pada siapapun dan tapi selalu membutuhkan kehadirannya. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika
kamu masih kecil tapi ia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu
sudah besar.
Ayah tidak ada dialbum foto keluarga karena ia yang
selalu memotret. Ayah selalu
tepat janji ia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman meskipun
ajakan mu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan. Ayah selalu sedikit sedih kertika melihat anak-anaknya
pergi bermain dengan teman-temannya karena ia sadar itu adalah akhir masa kecil
mereka.
Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala hal tapi ia membantu
mu mencarinya. Ayah mungkin tampak galak dimata mu
tapi dimata teman-temanmu ia tampak baik dan penyayang. Ayah paling tau bagaimana mendorong ayunan cukup
tinggi untuk membuat mu senang tapi tidak takut.
Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan
mengangkatmu dibahunya. Ayah tidak akan
memanjakanmu ketika kamu sakit tapi ia tidak akan tidur semalaman siapa tahu kamu membutuhkannya. Ayah akan melupakan apa yang ia inginkan, supaya
dapat memberikan apa yang kamu perlukan. Ayah membelikan lolipop yang kamu inginkan dan ia akan
menghabiskannya kalau kamu tidak suka.
Ayah akan menghentikan apa saja yang sedang
dikerjakannya hanya untuk mu walau kamu hanya ingin berbual. Ayah selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar
iuran mu setiap semerster meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung
berapa banyak kerutan didahinya. Ayah akan
berkata “tanyakan pada ibu mu” ketika ia ingin berkata “tidak”.
Ayah tidak pernah marah tapi mukanya akan sangat merah
padam ketika anaknya menginap dirumah temannya tanpa izin. Perasaan terbaik bagi seorang ayah adalah ketika ia
melihatmu melakukan sesuatu seperti caranya. Ayah akan lebih bangga melihat prestasimu dari pada
prestasinya.
Ayah hanya akan bersalam dengan mu ketika pertama kali
kamu pergi merantau meninggalkan rumah karena kalau ia memelukmu mungkin ia tidak akan mungkin bisa melepaskannya.
Ayah tidak suka meneteskan air mata, ketika kamu lahir
dan ia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya ia sangat gembira sehingga
hampir keluar air dari matanya. Ketika kamu masih kecil ia akan memelukmu untuk
mengusir rasa takutmu ketika kamu mimpi akan dibunuh hantu. Tetapi ayah akan tidak dapat tidur sepanjang malam
ketika anak kesayangannya diperantauan tidak pernah memberi kabar
Untuk masa depan anak lelakinya ayah berpesan “jadilah
lebih kuat dari pada ku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih
baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku dari
pada apa yang telah ku berikan kepada mu”
Dan untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan “
jangan kecewa meskipun kamu seorang wanita, selalulah menjadi bidadari kecilku
dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak. Lelaki yang lebih dapat
melindunganmu melebihi perlindungan ayah, tetapi jangan pernah gantikan posisis
ayah dihatimu”
Ayah dapat membuat mu percaya diri karena ia percaya
padamu. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik tetapi ia
hanya mencoba melakukan yang terbaik. Dan yang terpenting adalah ayah tidak pernah
menghalangi mu untuk mencintai Allah bahkan ia akan membentangkan seribu jalan untuk
menggapai cintaNya karena ia pun
mencintaimu karena cintaNya.
__Uyha__
bersyukur
Seharusnya Aku Bersyukur
Atas Semua Nikmat Ini
Kadangkala hidup tak selalu berjalan seperti apa yang kita
inginkan. Kadang hidup ini tak seperti yang kita harapkan. Kadang kenyataan
yang terjadi seperti tak pernah berpihak pada kita. Pernahkah kau merasa jika
kau adalah orang paling tidak beruntung sedunia?
Pernahkah kau merasa jika kau tidak berguna?
Pernahkah kau merasa jika Allah tidak adil kepadamu?
Atau bahkan kau sedang merasakan itu ?
Pernahkah kau merasa jika kau tidak berguna?
Pernahkah kau merasa jika Allah tidak adil kepadamu?
Atau bahkan kau sedang merasakan itu ?
Kawan ........... !!!
kadang
kala aku pun merasakan hal yang sama seperti itu.
Kadang
aku ingin bertanya pada_Nya,
Mengapa aku tidak seperti mereka?
Mengapa aku tidak terlahir sebagai anak konglomerat?
Mengapa aku tidak terlahir cantik menawan ?
Mengapa aku tidak terlahir dengan otak brilian?
Mengapa aku tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan?
Mengapa aku tak punya banyak teman?
Mengapa aku selalu sendirian?
Mengapa aku tidak terlahir seperti ini ?
Mengapa tak satu pun kelebihan Engkau selipkan di dalam diriku ini ?
Mengapa aku tidak seperti mereka?
Mengapa aku tidak terlahir sebagai anak konglomerat?
Mengapa aku tidak terlahir cantik menawan ?
Mengapa aku tidak terlahir dengan otak brilian?
Mengapa aku tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan?
Mengapa aku tak punya banyak teman?
Mengapa aku selalu sendirian?
Mengapa aku tidak terlahir seperti ini ?
Mengapa tak satu pun kelebihan Engkau selipkan di dalam diriku ini ?
Aku lelah Ya Rabb, harus menjadi seorang pecundang seperti
aku ini. Aku letih selalu terlupakan dan terbelakang, selalu menjadi yang
terakhir bukan yang pertama dalam segala hal, aku malu jika bertemu orang, aku
minder jika berhadapan dengan teman-temanku. Katanya Allah itu adil, tapi
nyatanya? Apa ini yang dibilang adil?
Cantik...................? Ahh...... dengan tubuh yang gemuk
dan pendek seperti ini apakah aku masih bisa dibilang cantik. Mana ada
cantik-cantiknya. Modis.................? Aku tidak mengerti fashion dan
tidak memiliki uang banyak untuk membeli itu semua. Style ku
bisa dibilang biasa-biasa saja, pakaian yang ku gunakan sepertinya hanya
itu-itu saja. Aku tidak mempunyai barang-barang bermerk. Paling mahal harganya
seratus lima puluh ribu. Pintar? Hmmmm IP ku dikampus saja masih tergolong
biasa-biasa saja. Teman.................? Percaya atau tidak jumlah teman-teman
yang aku miliki bisa dihitung dengan jari. Itu karena aku sangat pemalu. Aku
tidak mudah bergaul dengan orang-orang sekitar. Kelebihan.............? Haha
kelebihan apa coba...............? Kelebihan berat badan sih bisa jadi. Sampai mau
beranjak usia 21 tahun aku hidup di dunia, aku tidak tahu minat dan bakat
ku ini di bidang apa. Nyanyi.........? Suaraku cempreng begini
mana bisa nyanyi dengan merdu. Seni.........? Aku tidak bisa bermain alat
musik. Olahraga..........? Kalau aku suka olah raga mungkin badanku
proporsional. Sayangnya aku tidak suka dengan hal-hal yang melelahkan. Nulis..............?
Nulis apa................? Diary...............? Haha. Masak?............. Ahh....
sejak kapan pula aku bisa masak, bumbu dapur pun aku tidak begitu banyak tau,
mana tumbar, mana miri, mana lada ohhhh aku masih bingung untuk membedakannnya.
Jadi apa kelebihanku?
Tak
ada satupun yang bisa dibanggakan dari ku. Kadang aku iri jika melihat
teman-temanku, mereka anak orang kaya. Mereka bisa membeli apa saja yang mereka
inginkan. Dengan uang segalanya bisa menjadi nyata. Oh Ya Tuhan lagi-lagi
masalah uang.
Orang pintar, IP mereka tinggi Sedangkan aku selalu rendah
padahal aku sudah susah payah belajar. Terlebih lagi orang yang pandai
berbicara, aktif di kelas pasti dikenal dosen dan mendapat nilai bagus. Aku?
Selalu pasif di kelas. Tidak bisa berpikir kritis. Benci debat.
Orang lain punya banyak teman, selalu have fun bersama
teman-temannya. Aku? Perasaan temanku hanya itu-itu saja. Mungkin karena aku
jutek jadi orang-orang enggan berteman denganku. Lebih tepatnya aku tidak bisa
cepat akrab dengan orang baru, aku selalu kebingungan jika berhadapan dengan
orang baru. Intinya aku tidak bisa basa-basi. Karena aku lebih suka to
the point. L
Aku jadi lebih suka melakukan semua hal sendirian. Bisa
dibilang autis. Saking seringnya sendirian, semakin sini aku rasa aku semakin
anti sosial! Oh my God!
Orang berbakat, mereka bisa menyalurkan bakatnya dengan baik.
Teman-teman ku bisa menjadi artis, model, penyanyi, pemain band, MC, asdos,
guru, pengusaha, chef dll. Sedangkan aku? TIDAK BISA APA-APA.
Sudah jelas kan, aku ini tidak berguna. Tidak ada yang bisa aku
banggakan. Tapi ternyata aku hanya selalu melihat ke atas. Aku terlalu naif,
aku tidak pernah bersyukur atas semua yang telah Allah berikan untukku. Aku
benar-benar tidak tau diri, tidak tau rasa bersyukur L
Betapa beruntungnya aku memiliki keluarga yang sangat
menyayangi ku. Aku masih punya rumah. Sedangkan lihatlah anak-anak yatim piatu
dan anak-anak jalanan. Mereka tidak punya orang tua, tidak punya rumah, dan
tentu saja kurang kasih sayang orang tua. Mestinya aku bersyukur, orang tua ku
masih mampu membiayai hidupku. Anak macam apa aku ini yang tidak pernah
menghargai perjuangan orang tuaku ? L
Aku dianugrahi anggota tubuh yang lengkap oleh Allah. Tapi
masih saja aku mengeluh tentang parasku yang tidak cantik. Harusnya aku
bersyukur, lihatlah orang-orang yang cacat fisik. Bagaimana rasanya harus
menjalani hidup tanpa anggota tubuh yang lengkap? Astaghfirullahaladzim aku tak
sanggup untuk membayangkannya.
Allah masih sayang padaku, mungkin jika parasku cantik aku
bisa jadi bahan permainan lelaki tak bertanggung jawab ! Percayalah lelaki
baik-baik hanya untuk wanita baik-baik. Dan ternyata sebejad-bejadnya seorang
lelaki terhadap wanita, mereka nantinya akan memilih wanita baik-baik yang bisa
menjaga harga dirinya.
Mengenai kecerdasan, harusnya aku bersyukur karena aku masih
dianugrahi otak. Sedangkan orang-orang cacat mental diluar sana harus hidup
dengan kondisi seperti itu. Mungkin aku saja yang pemalas untuk menuntut ilmu,
atau mungkin juga jika aku pintar aku akan menjadi sombong sehingga Allah tidak
menganugrahkan kecerdasan berfikir kepadaku.
Soal teman-temanku, mungkin Allah sengaja mengirim
orang-orang pilihan untuk berteman denganku sehingga aku tidak terjerumus
kedalam hal-hal negatif. Lihatlah diluar sana banyak kasus remaja yang hamil di
luar nikah, pecandu narkoba, dll. Sekali lagi aku harus bersyukur kepada Allah atas
semua ini.
Mungkin soal minat, bakat dan passion, itu
sebenarnya bisa dilatih dan ditekuni sendiri. Dimana ada kemauan disitu ada
jalan. Sekarang aku mulai belajar menulis, seperti apa yang sedang ku jalani
sekarang aku harap suatu saat aku bisa menjadi penulis profesinal. Optimis
pasti bisa J
Betapa kufurnya aku dengan semua nikmat dan anugerah yang Allah
berikan kepadaku. Aku terlalu naif untuk bersyukur atas segala yang aku miliki.
Maafkan aku ya Allah telah menjadi manusia yang sombong. Terimakasih Ya Rabb
atas semua ini. Aku sangat bersyukur dan aku bahagia. J
Aku benar-benar bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan pada ku.
Nikmat Iman dan Islam, nikmat sehat. Betapa tidak tau dirinya diriku ini. Maafkan
aku telah menjadi orang yang tidak tau diri, telah menjadi orang yang sombong
dan tidak tau mensyukuri segala nikmat yang kau berikan. Maafkan aku dan
terimakasih untuk semua ini aku benar-benar bersyukur dan bahagia atas segala
nikmat yang telah Engkau berikan kepada ku.
__Uyha_kak
Gina Ruliana__ J
We ^_^
We have A Dream
Hai teman seperjuangan ?
Masih ingatkah kalian dengan foto ini ?
Foto yang luar biasa ini hehehe. Dimana ada 3
orang sahabat yang berfoto ala profesinya. Era yang dengan jas putihnya ingin
menjadi seorang dokter, si Mr. Bean yang ingin menjadi seorang mantri hewan.
Dan seseorang yang memakai baju batik adalah diriku yang ingin menjadi seorang
guru.
We have a dream
Kami memiliki sebuah mimpi
Ah...... setiap orang pasti memiliki mimpi
begitupun kami. Mimpi yang kami harap akan terwujud suatu saat nanti. Tidak
terasa sudah dua tahun lamanya kami terpisah
oleh jarak dan waktu. Aku dan
Mr.Bean ada disini sedangkan Era ada diseberang pulau sana. Huh..... apa kabar
kalian ? mengapa tak ada komunikasi diantara kita ? apakah kalian sibuk sampai
tak pernah ada kabar dari kalian ? tak rindukah kalian pada ku ? apa kalian
baik-baik saja ? sedang apa kalian ? apa kalian sudah makan hari ini ?
Huh............. teman seperjuangan. aku sangat
merindukan kalian, rindu saat kita menghabiskan waktu bertiga, berbagi sesuatu
yang kita miliki. Rindu pada teman seperjuangan yang selama 1 tahun lamanya
selalu bersama-sama, yang duduk bangkunya dikelas selalu berderetan, yang setiap
ada tugas kelompok tak pernah bosan menjadi satu kelompok terus, teman diskusi,
teman yang selalu enak jadi tempat curhat, teman perjuangan yang sama-sama
sedang berjuang untuk meraih apa yang selama ini kami impikan.
Tahun depan study S1 ku akan selesai kawan. Itu
berarti Mr.Bean juga akan diwisuda diwaktu yang bersamaan dengan ku, ah hampir
saja ku lupa. Mr. Bean mengubah mimpi awalnya, kau ingat diawal cerita ia ingin
menjadi mantri hewan tapi entah kenapa dia memutuskan untuk menjadi seorang
GURU FISIKA. Oh ya Era..... apakah study mu akan selesai juga tahun depan ?
apakah kita lulus kuliah diwaktu yang bersamaan ? apakah kita akan mendapatkan
sebuah gelar diwaktu yang bersamaan ? apakah mimpi-mimpi kita akan terwujud
diwaktu yang bersamaan ?
Dr. Ferawati Endang
Turyaningsih S.Pd
Bayu Kurniawan S.Pd
Ah......... luar biasa bukan ketika nama kita
mulai bertambah dengan embel-embel. Embel-embel yang untuk mendapatkan butuh
waktu bertahun-tahun, embel-embel yang untuk mendapatkan butuh proses yang
panjang tentunya butuh kerja keras dan usaha pula. Aku harap mimpi-mimpi itu
akan terwujud sesegera mungkin setelah apa yang kita lakukan selama ini untuk
mendapatkannya.
Hai kawan .......... !!!
Apakah kau juga memiliki mimpi seperti kami ? apa
mimpi mu ? ingin menjadi apa kau kelak ? apakah mimpi mu sudah terwujud atau
bahkan kau sedang berjuang keras untuk mewujudkannya ? . untuk mu yang mimpi mu
telah terwujud berbahagialah karena kau telah mendapatkan apa yang kau
mimpikan, segala usaha dan kerja keras yang telah kau lakukan telah terbayarkan.
Dan untuk mu yang sedang berusaha mewujudkan mimpi-mimpi mu, tetap semangat
kawan jangan mudah menyerah dan putus asa, bayangkan bagaimana rasanya jika
mimpi-mimpi itu bisa kau wujudkan. Semua orang berhak bermimpi kawan termasuk,
aku, kau, dia dan mereka. Tapi mimpi itu tak akan bisa terwujud jika kita hanya
berdiam diri tanpa melakukan usaha apapun.
__Uyha__Cemungut kawan__
__Uyha__
Untuk Mu yang Pernah Hadir dalam Hidup Ku
Hai kamu ?
Bagaimana kabar mu sekarang ? apa kau baik-baik
saja ? apa kau sudah berubah ? apakah kau sudah bahagia dengan yang lain ? apakah
kau sudah menemukan pengganti ku ? ya ku harap dimanapun kau berada saat ini,
ku harap kau baik-baik saja dan selalu bahagia.
Ah masa lalu..... masih ingat kah kau dengan foto
ini ?
Saat ku mengecek isi memori Hp lama, tak
disengaja ku menemukan foto ini. Foto yang beberapa tahun lalu kita ambil, foto
dengan ekspresi senyum mengembang, foto yang menggambarkan betapa bahagianya
saat kita bersama. Yeah foto ini membuka
ingatan yang telah berlalu. Tak peduli apakah kau masih mengingat ku atau
tidak. Aku pun tak bermaksud membuka lembaran yang telah tertinggal. Lewat
tulisan ini, ku hanya ingin menyampaikan bait-bait kata yang tak lagi bisa ku
ucapkan secara langsung pada mu.
Kau yang selama 5tahun lamanya, selalu mengisi
hari-hari ku. Kau yang selalu ada untukku, kau selalu melukis kebahagian dalam
hidupku. 5 tahun bagiku bukan waktu yang sebentar, 5 tahun itu waktu yang cukup
lama. Aku kira kau adalah yang terakhir dalam hidup ku, walau ku tau perbedaan
kita begitu nampak. Kau dengan keyakinan kristiani mu dan aku dengan kenyakinan
islami ku. Ku sadar akan perbedaan yang begitu mencolok diantara kita, bahkan
banyak dari sebagian orang yang memandang buruk tentang kita tapi aku tak
pernah peduli selama kita memang tidak merugikan mereka.
5 tahun lamanya aku pun berusaha mengenalkan
islam pada mu, mengajarkan mu solat, mengajarkan mu mengaji, mengajarkan mu
do’a-do’a pendek. Kau tau ? betapa gembiranya aku ketika hafalan do’a-do’a
pendek mu terus bertambah, betapa gembiranya aku ketika kau mulai rajin
mengerjakan solat meski masih asal-asalan.
5 tahun ku lalui hari-hari terus bersama mu. Apakah
selama 5tahun itu kau bahagia bersama ku ? atau justru kau tersiksa ? . kisah
kita memang telah terlampau jauh terlewat bahkan aku sudah meninggalkan semua
kenangan itu jauh-jauh, aku hanya ingin menyampaikan ucapan terimakasih.
Terimakasih pernah hadir dalam hidup ku, pernah menjadi bagian yang terindah
dalam hidup ku, pernah menjadi sesuatu yang berarti dalam hidup ku. Terimakasih.
Terimakasih telah membuat aku belajar tentang banyak hal, terimakasih telah
hadir dalam hidupku, terimakasih untuk tawanya, candanya dan hari-hari
bersamanya, terimakasih telah membuat aku menjadi aku yang tanpa pura-pura saat
bersamamu, terimakasih untuk banyak hal yang tak bisa kejelaskan satu persatu.
Dan maaf untuk semua ketidaksempurnaanku.
Apakah aku bahagia bersama mu saat itu ? ya aku
sangat bahagia bersama mu SAAT ITU, apakah aku menyesal setelah kita berpisah ?
Tidak, aku tak pernah menyesal kita telah berpisah, aku justru bahagia dengan
kehidupan ku yang sekarang. Terimakasih telah melepaskanku, membiarkan ku untuk
bertemu orang yang jauh lebih baik dari mu. Aku yakin semua ini adalah yang terbaik
untuk ku dan untuk mu, untuk kita.
Aku bahagia dengan kehidupan ku sekarang aku
merasa jauh lebih baik sekarang. Aku pun sudah bahagia bersama yang lain,
seseorang yang menggantikan posisi mu. Aku sudah mengubur semua kenangan 5tahun
yang lalu saat bersama mu. Terimakasih untuk semua yang kau lakukan untuk ku
terimakasih untuk semua yang pernah kau berikan pada ku.
Dan untuk mu yang sekarang sedang bersama ku.....
Terimakasih telah hadir dan mewarnai hidup ku. Setiap
orang memiliki masa lalu. Tidak peduli apa masa lalu itu baik atau buruk. Tidak
peduli apa masa lalu itu indah ataupun buruk. Yang perlu kau tau mereka sudah tertinggal jauh disana. percaya
atau tidak…aku sudah meninggalkan
puing-puing itu jauh disana.
Pertama kali mengenalmu, aku tak pernah menyangka
bahwa kita bisa berada sampai pada sebuah titik yang tak pernah ku duga
sebelumnya. Dulu aku tidak pernah menduga, tak pernah menyangka, membayangkan,
atau berangan bisa berkenalan denganmu, atau bahkan lebih dari itu. Mungkin
dulu dunia sedang berkonspirasi untuk mempertemukan dua orang yang saling tak
tahu dan tiba-tiba bisa punya perasaan yang sama.
Dulu akupun tak tahu, apa yang aku rasakan ini
cinta atau rasa nyaman yang terlalu berlebihan. Apa ini rasa sayang atau
hanya ketertarikan sesaat. Tapi apakah kau tahu ?. Setiap hari saat kau
memenuhi handphoneku dengan pesan-pesanmu, setiap hal yang menyebalkan dari
dirimu, saat melihatmu, melihat senyummu, dan setiap jengkal detik yang kita
gunakan untuk tertawa meski terkadang tanpa suara: aku sungguh ingin
mengulangnya berkali-kali. Sejak kau masuk dalam daftar orang yang ku sebut
dalam doa, kau sudah berada disana: dihatiku, yang dulu aku yakini tak ingin
dihuni oleh siapapun lagi.
Kau tahu? Allah selalu merahasiakan setiap
kehendakNya, dan rahasia itu akan dibuka satu persatu disaat yang tepat nanti.
Mungkin kini aku sedang menunggu saat tangan Allah membuka rahasia yang
ditujukan untuk aku, kau atau mungkin kita. Karena aku dan kau sama-sama tak
bisa mengintip apa yang tertulis dengan tinta permanen dilangit sana.
__Uyha__
Uyha
Aku Rindu Masa Kecil ku
Masih ingat banget dulu waktu
masih kecil, satu-satunya hal yang paling aku inginkan adalah menjadi orang
dewasa. Dalam bayanganku, orang dewasa enak, bebas melakukan apapun tanpa
adanya aturan yang ketat, tidak terkekang, sudah bisa menentukan jalan hidupnya
sendiri. Tidak dipaksa-paksa untuk makan, tidur, dan belajar. Tidak dilarang
kesana kemari.
Tapi, sekarang aku sadar. Aku salah jika
berharap dulu ingin menjadi cepat dewasa. Semua yang terjadi tidak sesuai
dengan harapan masa kecil ku. Aku memang bebas kesana kemari. ketemu
orang-orang baru dan dunia baru. Aku bisa menentukan jalan hidupku, dan juga
tersesat di dalam pencarian jalan keluar. Saat dewasa masalah datang begitu
banyak, ada aja masalah yang ada. Yang satu belum kelar ada lagi masalah baru.
Seperti bersahabat dengan masalah.
Mereka
bilang, masalah akan membuat ku semakin kuat. Tapi apakah karang yang kena
ombak setiap hari tidak akan terkikis ? Mereka bilang, aku harus jatuh
berkali-kali baru bisa lancar berjalan. Tapi bagaimana jika disaat aku jatuh,
dan kaki ku patah, masih sanggupkah aku untuk berjalan? Mereka bilang,
bersinarlah lebih terang dari yang lain. Tapi buat apa bersinar terang jika
hanya akan menyilaukan mata mereka bila melihatku, sehingga mereka tak bisa lagi
membuka mata mereka hanya untuk melihatku?
Hai masa kecilku, aku sangat merindukanmu.
Aku rindu disaat aku hanya peduli pada mainan yang aku mainkan, tanpa harus peduli, siapa yang memberinya? dimana ia membeli? bagaimana ia membelinya? darimana ia dapatkan uang untuk membelinya? dan bersama siapa ia membelinya? Aku rindu disaat aku memakan makanan favoritku,
tanpa harus berpikir, dari apa makanan itu dibuat? bagaimana cara pembuatannya? apakah susah atau tidak membuatnya? siapa yang membuatnya? dan bagaimana nilai gizi yang terkandung didalamnya?
Aku rindu disaat aku berjalan-jalan dengan orang tuaku, tanpa harus bertanya-tanya di dalam hati, apakah mereka senang membawaku jalan-jalan? apakah senyum yang mereka tunjukkan benar-benar tulus dari dalam hatinya? apakah mereka tidak punya masalah dengan kerjaannya?
Aku rindu disaat aku hanya peduli pada mainan yang aku mainkan, tanpa harus peduli, siapa yang memberinya? dimana ia membeli? bagaimana ia membelinya? darimana ia dapatkan uang untuk membelinya? dan bersama siapa ia membelinya? Aku rindu disaat aku memakan makanan favoritku,
tanpa harus berpikir, dari apa makanan itu dibuat? bagaimana cara pembuatannya? apakah susah atau tidak membuatnya? siapa yang membuatnya? dan bagaimana nilai gizi yang terkandung didalamnya?
Aku rindu disaat aku berjalan-jalan dengan orang tuaku, tanpa harus bertanya-tanya di dalam hati, apakah mereka senang membawaku jalan-jalan? apakah senyum yang mereka tunjukkan benar-benar tulus dari dalam hatinya? apakah mereka tidak punya masalah dengan kerjaannya?
Aku
rindu masa kecilku.
Aku rindu disaat aku tidak harus peduli, tidak harus tau, tidak harus berpikir, tidak harus menduga, dan tidak harus menganalisa.
Aku rindu :')
Aku rindu disaat aku tidak harus peduli, tidak harus tau, tidak harus berpikir, tidak harus menduga, dan tidak harus menganalisa.
Aku rindu :')
Aku
rindu masa-masa kecil dulu. Masa-masa yang telah lama aku tinggalkan. Masa
kecil yang penuh kenangan, menyenangkan, karena yang menyakitkan tak pernah mau
ku kenang, atau memang sebenarnya tak ada yang menyakitkan. Masa-masa yang aku
habiskan bersama teman-teman, anak-anak sebayaku yang hanya kenal keceriaan
itu. Ah, aku sangat merindukannya.
Aku Ingin Semuanya Kembali
Seperti Dulu. Ketika kesepian bukan teman
sehari-hariku. Ketika sendiri tidak pernah menjadi masalah. Ketika rindu bukan
sesuatu yang menusuk. Ketika rapuh tidak menjadi bagian dari
diriku. Ketika topeng bukan sesuatu yang ku kenakan sehari-hari
__Uyha__My Story__
Kamis, 18 Februari 2016
mimpi hanya milik orang-orang yang beruang
Mimpi Hanya Milik Orang-orang yang Beruang
Uang memang bisa membeli apapun yang kita inginkan bahkan
mimpi sekalipun bisa kita raih jika kita memiliki uang yang begitu banyak. Entah
aku yang menganggapnya salah atau memang seperti itu kenyataannya.
Dari kecil Guru ku disekolah selalu mengatakan “Gantungkan
cita-citamu setinggi langit”. Sebuah kalimat sederhana namun selalu menjadi
penyemangat ku untuk terus bermimpi. Aku hanya bermimpi kelak jika aku besar
aku bisa menjadi seorang dokter. Yeah seorang dokter, sebuah profesi yang
dimataku begitu sangat luar biasa. Aku memang bukan terlahir dari sebuah
keluarga yang kaya raya, ayahku hanya seorang supir sedangkan ibu ku hanya ibu
rumah tangga biasa, tapi ku memiliki cita-cita yang menurut ku dan keluarga ku
begitu besar yaitu menjadi seorang dokter.
Pernah dulu saat SMP ditanyai oleh guru, “kenapa ingin jadi
dokter ? kenapa tidak ingin menjadi yang lain ?” alasan sederhana yang ku jawab
hanya “aku ingin membantu banyak orang pak , bagiku menjadi dokter bisa
membantu banyak orang dan mengobati banyak orang yang sakit”. Hehehe itu bukan
alasan utama kenapa aku sangat bermimpi menjadi dokter, ayah ku sering sakit
bahkan saat sakitnya kambuh ia sering sekali berkata “ambil saja nyawa ku, aku
sudah tidak kuat lagi”. Aku yang dulu masih sangat kecil, yang belum tau
tentang apa-apa, yang ku tau aku tak pernah tega melihat ayah ku seperti itu.
Aku selalu ingin menjadi orang pertama yang akan menolongnya saat dia
membutuhkan orang lain, aku ingin menjadi orang pertama yang akan
menyembuhkannya ketika ia sakit. Ayah adalah alasan utama ku kenapa aku
bermimpi ingin menjadi dokter. Aku ingin
akulah orang pertama yang akan menyembuhkannya ketika ia sakit, ia tak perlu
pergi jauh-jauh untuk berobat karena aku anaknya adalah seorang dokter.
Dr. Turyaningsih ^_^
Ah ...... sebuah gelar yang sangat ku impikan sejak dulu.
Menyandang gelar seorang dokter, mempunyai klinik, bekerja di Rumah Sakit.
Bertugas membantu orang, menolong orang dan menyembuhkan berbagai penyakit. Memakai
seragam dokter, memakai telestop. Itulah impian ku sejak kecil. Impian yang
terus tumbuh berkembang seiring dengan pertumbuhan ku. Impian itu semakin
besar...... besar........ dan semakin besar. Hingga akhirnya impian itu musnah
begitu saja. Dunia ku serasa runtuh seketika ketika ku tau bahwa aku tak akan pernah bisa menjadi
seorang dokter seperti yang ku impikan selama ini.
Impian ku hancur berkeping-keping.
Masa-masa SMA sudah berakhir, saat aku sibuk untuk mencari
Perguruan Tinggi untuk ku melanjutkan sekolah, saat aku sibuk mencari informasi
tentang tes masuk jurusan Kedokteran di sebuah Perguruan Tinggi. Disaat itu
juga, impian ku hancur. Impian yang ku bangun sejak kecil, impian yang terus ku
rawat hingga semakin hari semakin kuat dan besar harus hancur begitu saja dalam
sekejap.
Siang itu saat ku sibuk untuk memilih
Perguruan Tinggi mana yang akan ku pilih, ayah tiba-tiba masuk kekamar ku.
Awalnya ku kira ia akan membantu ku untuk memilih Perguruan Tinggi mana yang
sekiranya bisa ku pilih untuk melanjutkan study ku tapi ternyata dugaan ku
salah. Siang itu entah kenapa menjadi hari yang sangat mengerikan bagi ku, ayah
mulai berbicara ketika aku sibuk membolak balikkan brosur Perguruan Tinggi yang
sedang ku pegang
“lagi
sibuk to mbak ? jadinya mau kuliah dimana ?” , ayah mulai bertanya
“gak
tau pak’e aku pengennya di UGM, kalau gak keterima yah di ITB juga gak papa
kalau masih gak keterima lagi dimana aja gak papa deh gak masalah yang penting
bisa kuliah kedokteran” jawab ku sambil mengembangkan senyum selebar-lebarnya
“bapak
minta maaf sama kamu”, kali ini sorot matanya mulai berubah dan nada bicaranya
pun mulai merendah tidak seperti biasanya
“kenapa
minta maaf pak, maaf buat apa ? kan justru aku yang harusnya minta maaf karena
selalu ngerepotin bapak dan mamah terus” aku mulai cemas akan arah pembicaraan
ini
“bapak
gak bisa kuliahin kamu kedokteran, bapak gak punya uang untuk biayai kamu.
Bapak gak mampu kalau kamu harus ambil jurusan kedokteran biayanya mahal mbak.
Kemarin bapak tanya sama temannya bapak, anaknya juga ambil jurusan kedokteran
biayanya mahal sekali mbak, baru pendaftaran ajah sudah 200 juta belum kalau
pas kuliahnya. Mbak gak marah kan sama bapak ? mbak kuliah disini ajah ya biar
gak jauh-jauh dari bapak. Mbak coba deh jadi guru aja, guru juga membantu
banyak orang”. Kali ini mata ayah mulai memerah, aku lihat ada buih-buih air
mata yang ia tahan agar tak jatuh. Ingin sekali aku memeluk dan menangis
dihadapannya tapi ku tak ingin membuatnya bertambah sedih,
“aku
gak usah kuliah aja pak. Aku mau kerja aja. Gak papa aku gak kuliah, toh aku
cewek nantinya juga Cuma jadi ibu rumah tangga suami ku yang nantinya akan
biayain aku bukan aku. Aku gak jadi kuliah aja pak” senyum ku tetap ku tampakkan agar ayah tak semakin mengkhawatirkanku.
“mbak
marah ya ? bapak minta maaf ya. Mbak kuliah disini aja, mbak jadi guru aja yah.
Dulu bapak itu pengen banget jadi guru supaya bisa ngajar banyak anak, anak
yang diajar supaya pintar semua. Bapak gak mau anaknya bapak gak punya masa
depan. Kamu harus kuliah tapi maaf kamu gak bisa jadi dokter” sambil menepuk
bahuku, ayah meninggalkan ku dengan puing-puing impianku yang telah hancur.
Siapa bilang semua ini mudah untuk
diterima ?. Beberapa hari aku kehilangan semangat ku. Aku malas kesekolah mengurus
ijasah dan lain sebagainya, aku sudah malas berdiskusi dengan teman-teman dekat
berkaitan tentang pendaftraan kuliah dan sebagainya. Aku lebih memilih menyendiri
disudut kamar ku, ku luapkan semuanya dengan tangisan. Mungkin ayah mulai khawatir
dengan keadaan ku tapi aku tak pernah pedulikan hal itu sampai pada malam itu
ku mendengar ayah menyelipkan do’a-do’a untuk ku diakhir solatnya. Do’a yang sampai
saat ini membuat ku berjanji aku tak akan mengecewakannya, aku akan membahagiakannya
sekalipun hatiku hancur.
Pagi harinya ku sudah rapi lengkap
dengan seragam putih abu-abu ku, ku bergegas kesekolah mengurus segala urusan
yang berkaitan untuk melanjutkan study ku ke Perguruan Tinggi. Hari itu juga
kami disuruh mengisi formulir pendaftaran masuk PTN, aku isi semua formulir itu
lengkap dengan jurusan yang ku pilih yaitu PENDIDIKAN MATEMATIKA dan FISIKA,
jurusan yang tak pernah terpikirkan selama ini.
Dan tak butuh waktu lama, ternyata aku keterima masuk dijurusan
PENDIDIKAN MATEMATIKA.
Aku akan menjadi seorang guru. Yeah
seorang guru bukan seorang dokter. Sebuah keterpaksaan yang ku jalani agar tak
ada lagi buih-biuh air mata ayah yang tersisa untuk ku. Sama seperti awal
alasan ku ingin menjadi dokter adalah karena ayah dan kinipun alasan ku menjadi
guru karena ayah. Aku ingin melanjutkan mimpinya yang tak peranh ia capai.
Mimpi ku sudah hancur buat apa aku membangunnya kembali, aku cukup melanjutkan
mimpi dari ayah ku, ia ingin menjadi guru maka aku akan menjadi guru untuknya.
Mimpi
yang bertahun-tahun ku bangun hancur berkeping-keping hanya masalah uang. Hanya
karena kami tak punya begitu banyak uang maka akupun tak bisa mewujudkan mimpi
ku. Apakah mimpi itu hanya untuk orang-orang yang beruang ? sebegitu
menyedihkannya kah kehidupan ini, mengapa semua harus diukur dengan uang ?
lantas bagaimana nasib mimpi orang-orang seperti kami yang tak punya banyak
uang ? apakah kami tak boleh bermimpi ? kenapa pula ada slogan “gantungkanlah
cita-cta mu setinggi langit” ? apakah slogan itu hanya untuk orang-orang yang
beruang bukan pula untuk kami ? Atau mugkin aku terlalu tinggi
menggantungkankan mimpi ku hingga pada akhirnya aku terjatuh dan tak bisa meraih apa yang ku mimpikan. Ah
semua memang bisa dibeli dengan uang, uang memang memudahkan segalanya.
__uyha_my
story__
aku sudah terbiasa sendiri
Aku Sudah Terbiasa Sendiri
Aku sudah
terbiasa sendiri. Berteman dengan sepi dan kadang hari-hari ini terasa
membosankan, hampir semua hal yang ada dihidupku ku lakukan sendiri selagi ku
memang bisa melakukannya sendiri, membosankan memang. Menyebalkan rasanya
ketika harus ngeliat teman-teman berkumpul dengan teman lainnya, yeah mungkin
bisa dibilang sahabat. Saat mereka asyik mengisi hari-hari mereka dengan
kebersamaan dan keceriaan, kau bisa bayangan apa yang ku lakukan ? aku hanya
berusaha menyibukkan diri ku sendiri. Hidup sendiri tanpa seorang sahabat dan
berteman teman sepi huh memang menyebalkan.
Dan Sampai saat inipun ‘’SAHABAT’’ menjadi kata
yang abstrak bagiku, aku ingin sekali ngerasain benar-benar punya sahabat,
sahabat yang benar-benar nyata. Ketika kebersamaan kami menjadi hal yang ku tunggu-tunggu. Ketika mereka selalu ada di
sini mendengar ceritaku. Ketika mereka selalu mengerti apa yang aku rasakan.
Ketika aku berani memberikan kepercayaanku dengan meluapkan segalanya pada
mereka. Ketika aku tidak perlu merasa selalu sendiri. Ketika aku bisa menyadari
‘sahabat’ benar-benar ada.
aku terbiasa sendiri, bukan berarti aku bisa
hidup sendiri. Aku melakukan semuanya sendiri bukan berarti aku menikmati semua
dunia ku. Masih ingat dulu ada salah satu teman kelas yang tanpa berpikir dulu menyampaikan komentarnya
tanpa ku minta, sebuah rangkaian kalimat yang menusuk hati “kamu itu manusia
yang paling egois. Kamu hanya mempikirkan dirimu sendiri dan kamu itu hanya
sibuk pada dunia mu sendiri tapa memperdulikan orang lain”. Kau tau kawan ? kau
tak tau apa-apa tentang hidup ku, kau bilang
aku manusia egois, kau bilang aku hanya sibuk dengan dunia ku sendiri.
Tak sadar kah kau, aku merelakan orang yang sangat kusayang untuk mu. Masih
egois kah diriku ? masih tak pedulikah aku dengan orang lain ? setelah apa yang
ku lakukan untuk mu.
Membicarakan kata “persahabatan”,
memori ingatan ini kembali kemasa-masa SD masa kanak-kanak yang penuh dengan
keceriaan. Disaat itulah aku benar-benar memiliki sahabat, sahabat-sahabat yang selalu ada bersamaku. Mereka yang selalu
ngelindungi ku dari anak-anak nakal, mereka yang selalu ngehapus air mata ku
saat aku nangis, kemana-mana bareng. Semuanya berubah saat memasuki jenjang SMP.
Kami semua berpisah, aku sendiri yang tak satu sekolah dengan mereka. Satu
tahun setelah masuk SMP hubungan persahabatan kami tetap berjalan seperti
biasa, ngumpul bareng, lebaran bareng, ngaji bareng. Tapi itu semua gak
berjalan lama, beberapa bulan kemudian kami sibuk dengan aktivitas kami
masing-masing, ditambah lagi kami tidak satu sekolah semua terasa semakin jauh.
Dari situ aku benar-benar ngerasa sendiri, diSMP sendiri aku tidak punya
sahabat seperti mereka aku lebih suka menyibukkan diriku keperpustakaan
sekolah. Aku lebih suka menyendiri dari pada kumpul-kumpul dengan teman lain.
Dan
untuk Teman-teman masa kecilku dulu, apa kabar hidupmu sekarang? Bahagia kah
kalian bersama teman-teman baru, dunia baru ? Aku harap iya, teman. Apakah
kalian merindukan ku ? Jangan lupakan aku, teman masa kecil yang dulu pernah
(mungkin) membuat kalian menangis atau pun terawa.
Aku benar-benar merindukan kalian. Sampai
dibangku kuliah pun posisi kalian tak tergantikan oleh siapapun. Kawan, aku
benar-benar kesepian disini aku membuuhkan kalian disini. Aku memang terbiasa
sendiri tapi bukan berarti aku bisa melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan
siapapun.
__Uyha_my story__
Rabu, 17 Februari 2016
La
Tahzan
Jadilah
Wanita yang Paling Bahagia
L
|
a Tahzan
Sekali lagi air mata itu tumpah, seakan
bisa melegakan sesak yang berkecamuk dalam dada ini. Wanita, Kadangkala diuji dengan sehebat-hebat
ujian. Kadang menangis adalah cara yang paling sering dilakukan untuk meluapkan
semua rasa yang berkecamuk dan menyesakkan dada ini.
Optimislah dengan ujian. Itu hadiah Tuhan.
Bersyukurlah. Beruntunglah.
Dari jutaan, engkau pilihanNya.
Kadang kita merasa kitalah yang paling besar
ujiannya. Kadang kita merasa kitalah paling berat bebannnya.
Come on. Ada orang lagi lebih besar
ujiannya. Lebih berat bebannnya.
Jangan merungut sayang. Jangan mengeluh
walau sedetik.
Kita milik Dia. Dulu, Kini. Dan selamanya.
Maka Dia berhak menentukan yang sebaiknya
buat kita.
Jalan takdir Allah tak pernah salah.
Berbaik sangkalah dengan aturanNya.
Jika perlu menangis, maka menangislah jika
menangis bisa membuat mu lebih baik dan lebih tenang
Tapi sayang, jangan sedih lama-lama.
Menampakkan sepertinya kita kurang redha
dengan apa yang Allah aturkan.
Takdir Allah is something yang unexpected.
Miracle things may come soon. Soon.
Engkau harus percaya.
Ya, percaya.
La tahzan
Syurga itu mahal sayang, bukan mudah kita
untuk dapatkan.
Even people always said, benda yang susah
untuk didapat itulah yang kita akan benar-benar hargai.
Dan kita pasti bahagia sangat bila dapat.
Itu pasti.
Senyum.
Tapi terkadang ada masa kita jatuh.
Tak mampu untuk bangun.
Tapi, ingatlah. Walau apa pun, Allah akan
tetap menemani.
Just beside you.
Selalu.
Allah akan menyembuhkan luka di hati kita.
Perlahan. Perlahan.
Inilah hadiah buat hambaNya yang bertabah
Tears.
InsyaAllah, bila Allah redha, Allah akan
mudahkan.
Tidak mudah. Siapa bilang semua ini mudah?
Tapi inilah kasih sayang Allah.
Berdamailah dengan takdirNya.
Dan sampai masa kita akan faham, ada
perkara yang memang sudah tertulis akan terjadi.
Dan tertulis di Lauh Mahfuz.
Dan kita mesti berhenti daripada memaksa
ia menjadi seperti yang kita inginkan
Tetaplah sabar dan redha dengan aturanNya.
Bukalah surat cinta dariNya.
Pasti akan damai hatimu.
” Maka hanya bersabar itulah yang
terbaik (bagiku)” [Yusuf: 18]
La tahzan. Kesatlah air matamu.
Allah ada.
Allah tahu.
“Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh,
Allah Mengetahui segala isi hati.” [Al-Maidah:7]
Dan ingatlah,
“Kebahagiaan kita tidak terletak pada
harta, tidak pada penampilan diri, tidak juga pada gemerlap perhiasan dan
keindahan dunia. Ukuran kebahagiaan terkait erat pada hati dan ruh manusia yang
mendamba redha Tuhannya.” -Hasan
Al-Banna-
La tahzan,
Jadilah wanita yang paling bahagia :)
__Uyha_ Raihan Dinar__
Langganan:
Postingan (Atom)