Jumat, 11 Maret 2016

Untuk Lelaki Terhebat dalam Hidup

Ku persembahkan tulisan ini untuk lelaki terhebat dalam hidup ku yaitu ayah ku, ku harap suatu saat ia akan membaca tulisan ini, tulisan yang menggambarkan sebagian kecil tentang betapa bangganya aku menjadi putri kecilnya.
Aku selalu mendoakan mu tanpa henti. Memohon pada Allah agar selalu menjaga mu, memberikan mu  kesehatan dan kemudahan dalam segala urusan mu. Aku putri kecilmu sudah beranjak dewasa ayah, aku sudah duduk dibangku kuliah. Kurang lebih satu tahun lagi aku akan lulus aku akan segera diwisuda, aku akan menjadi seorang guru ayah seperti apa yang engkau ingin dulu. Aku akan menjadi guru yang bisa engkau banggakan, ku harap engkau akan bangga  atas apa yang ku kejar selama ini. Aku melakukan semua ini hanya ingin membuat mu bangga pada ku, aku hanya ingin melihatmu bahagia memiliki putri seperti ku, aku tak ingin engkau menyesal telah membesarkan ku dan memiliki putri seperti diriku.

Ayah ......
Aku benar-benar sudah beranjak dewasa. Engkau sudah tidak sesering dulu mendengar ocehan dan cerita kenakalan teman-temanku yang sering ku ceritakan dulu pada mu, aku sudah tak sesering dulu merengek-rengek pada mu untuk membeli barang yang ku inginkan. Aku masih ingat betul ketika engkau berkata pada adik saat ia mengeluh dengan tugas-tugas sekolahnya “coba tuh contoh mba’ mu, apa dia pernah ngeluh sama tugas-tugasnya. Apa mb’ mu pernah cerita kalau ada masalah-masalah, tidak kan ! yah namanya sekolah ya pusing yang namanya sekolah yah pasti ada tugas. Sekolah biar pintar biar bisa kerja dikantoran enggak kayak bapak Cuma jadi supir mobil butut, mobil utangan lagi”
Aku memang tak lagi banyak mengeluh pada mu, tak banyak hal ku bagikan kepada mu tapi bukan berarti jalan ku mulus-mulus saja ayah. Kadang akupun tersandung, kadang juga aku merasa sudah tidak mampu untuk menjalani semuanya banyak masalah yang ku hadapin sendiri, aku memang tak pernah berbagi pada mu, aku tak pernah mengeluh semuanya pada mu. Aku hanya tak ingin membuat mu khawatir dengan ku, aku hanya tak ingin membebani mu lagi dengan masalah-masalahku. Aku sadar bahwa hadir ku ke dunia pun sudah sangat membebani mu, aku sudah cukup merepotkan mu dengan biaya kuliah ku, biaya sehari-hariku, makan-minum ku, aku tak ingin merepotkan mu lagi ayah, aku akan menjadi putri mu yang kuat dan akan menjadi putri mu yang mandiri yang bisa menjalani semuanya sendiri.
Ayah........
Maaf kan putri mu ini yang selalu merepotkan mu dan selalu membuat beban dipundakmu semakin berat. Maaf untuk air mata yang sempat engkau teteskan untuk ku. Engkau tahu, hati ku sangat terluka saat melihat mu meneteskan air mata hanya karena ulah ku, aku benar-benar menyesal. Aku masih ingat betul saat kondisi keuangan kita memburuk dimana untuk makan saja sudah cukup alhamdulillah, disaat itu aku masih kost dan engkau menahan rasa malu mu menitipkan ku pada pakde yang sampai sekarang jadi tempat tinggalku. Aku tau kau menahan semuanya, menahan rasa malu, menahan rasa sesak didada. Aku tau dari cara berbicara mu seperti ada buih-buih air mata yang sengaja engkau bendung agar tak banjir didepan ku. Itu pertama kalinya aku melihat mu sesedih itu, seandainya saat itu engkau meminta ku untuk tidak melanjutkan kuliah maka aku akan tidak melanjutkan kuliah ku ayah dari pada aku semakin membebani mu.
Maaf untuk semua beban yang telah ku berikan pada mu. Maaf untuk semua yang telah ku lakukan pada mu yang mungkin tanpa ku sadari sudah menyakiti hati mu. Ribuan maaf pun mungkin tidak bisa menebus kesalahan yang aku lakukan padamu, Yah. Alih-alih membuatmu bangga, Kata-kata kasar mungkin pernah menyakiti hatimu, tapi rasa sayangmu pada ku tidak pernah luntur sebutir pun. Terima kasih telah merawat putri kecilmu ini menjadi sedewasa ini. Aku berjanji tidak akan berubah, karena akulah gadis kecil yang dibuat tertawa dan bahagia olehmu. Aku bersyukur telah terlahir menjadi putri kesayanganmu, semoga Ayah pun merasa bangga telah bersusah payah membesarkan aku.

Ayah aku berjanji pada diri ku sendiri, kelak jika aku benar-benar menjadi seorang guru, aku lah yang akan memikul beban dipundak mu. aku yang menggantikan semua posisi mu, engkau tak perlu pusing untuk memikirkan biaya sekolah adik-adik karena aku yang mengurus semuanya. Aku putri kesayanganmu anak pertama yang selalu engkau banggakan , akan menggantikan posisi yang memikul semua beban dipundakmu.
Ayah .....
Engkau tau betapa bangganya aku pada mu. Pekerjaan mu memang tak seperti pekerjaan orang tua teman-teman ku disekolah dulu maupun pekerjaan orang tua teman kampus ku. Orang kantoran, anggota militer, dosen, guru sedangkan pekerjaan mu hanya seorang supir. Aku bangga pada mu ayah engkau bukan seorang supir biasa engkau supir yang luar biasa bagiku. Engkau tau ayah, aku selalu mengagumi apa yang kau lakukan, engkau selalu bisa membuat ku takjuk atas apa yang kau lakukan. Dari mu aku belajar banyak hal yang tak pernah ku dapatkan di bangku sekolah maupun dari orang lain. Aku belajar kesabaran, rasa tanggung jawab, ketegaran, kebaikan dan masih banyak hal lagi yang tak bisa ku jelaskan panjang lebar.
Engkau ingat ayah.....
Saat engkau dapat masalah dan akhirnya engkau dibawa ke kantor polisi hanya karena ada dua orang yang goncengan naik motor menabrak mobil mu lalu orang itu meninggal sedangkan yang satu langsung lari begitu saja, engkau tau engkau tak salah apa-apa bahkan engkau tak bersalah ayah atas kematiannya. Tapi engkau langsung melapor kepolisi dan meyerahkan dirimu, engkau tahu ayah ? engkau bisa saja kabur tanpa harus melapor bukan kah tidak ada orang yang melihat mu satu pun, itu pun bukan salah mu itu salah mereka ayah bukan salah mu. dari mu aku belajar yang namanya sebuah tanggung jawab aku tau dan bahkan engkau pun tau bahwa engkau tak salah atas kejadian itu tapi engkau tetap kekantor polisi dan untuk beberapa hari lamanya engkau disana. Tapi tak sedikit pun raut wajah sedih yang engkau tunjukkan kepada ku, kau terlihat seperti biasa bahkan saat ku ngunjungi mu, kamu masih sempat mngajak ku bercanda bahkan ngajak ku makan bersama. Engkau benar-benar lelaki terhebat dalam hidup ku, aku bangga memiliki ayah seperti mu, aku bangga menjadi anakmu.





__Uyha__


Tidak ada komentar:

Posting Komentar