Aku Sudah Terbiasa Sendiri
Aku sudah
terbiasa sendiri. Berteman dengan sepi dan kadang hari-hari ini terasa
membosankan, hampir semua hal yang ada dihidupku ku lakukan sendiri selagi ku
memang bisa melakukannya sendiri, membosankan memang. Menyebalkan rasanya
ketika harus ngeliat teman-teman berkumpul dengan teman lainnya, yeah mungkin
bisa dibilang sahabat. Saat mereka asyik mengisi hari-hari mereka dengan
kebersamaan dan keceriaan, kau bisa bayangan apa yang ku lakukan ? aku hanya
berusaha menyibukkan diri ku sendiri. Hidup sendiri tanpa seorang sahabat dan
berteman teman sepi huh memang menyebalkan.
Dan Sampai saat inipun ‘’SAHABAT’’ menjadi kata
yang abstrak bagiku, aku ingin sekali ngerasain benar-benar punya sahabat,
sahabat yang benar-benar nyata. Ketika kebersamaan kami menjadi hal yang ku tunggu-tunggu. Ketika mereka selalu ada di
sini mendengar ceritaku. Ketika mereka selalu mengerti apa yang aku rasakan.
Ketika aku berani memberikan kepercayaanku dengan meluapkan segalanya pada
mereka. Ketika aku tidak perlu merasa selalu sendiri. Ketika aku bisa menyadari
‘sahabat’ benar-benar ada.
aku terbiasa sendiri, bukan berarti aku bisa
hidup sendiri. Aku melakukan semuanya sendiri bukan berarti aku menikmati semua
dunia ku. Masih ingat dulu ada salah satu teman kelas yang tanpa berpikir dulu menyampaikan komentarnya
tanpa ku minta, sebuah rangkaian kalimat yang menusuk hati “kamu itu manusia
yang paling egois. Kamu hanya mempikirkan dirimu sendiri dan kamu itu hanya
sibuk pada dunia mu sendiri tapa memperdulikan orang lain”. Kau tau kawan ? kau
tak tau apa-apa tentang hidup ku, kau bilang
aku manusia egois, kau bilang aku hanya sibuk dengan dunia ku sendiri.
Tak sadar kah kau, aku merelakan orang yang sangat kusayang untuk mu. Masih
egois kah diriku ? masih tak pedulikah aku dengan orang lain ? setelah apa yang
ku lakukan untuk mu.
Membicarakan kata “persahabatan”,
memori ingatan ini kembali kemasa-masa SD masa kanak-kanak yang penuh dengan
keceriaan. Disaat itulah aku benar-benar memiliki sahabat, sahabat-sahabat yang selalu ada bersamaku. Mereka yang selalu
ngelindungi ku dari anak-anak nakal, mereka yang selalu ngehapus air mata ku
saat aku nangis, kemana-mana bareng. Semuanya berubah saat memasuki jenjang SMP.
Kami semua berpisah, aku sendiri yang tak satu sekolah dengan mereka. Satu
tahun setelah masuk SMP hubungan persahabatan kami tetap berjalan seperti
biasa, ngumpul bareng, lebaran bareng, ngaji bareng. Tapi itu semua gak
berjalan lama, beberapa bulan kemudian kami sibuk dengan aktivitas kami
masing-masing, ditambah lagi kami tidak satu sekolah semua terasa semakin jauh.
Dari situ aku benar-benar ngerasa sendiri, diSMP sendiri aku tidak punya
sahabat seperti mereka aku lebih suka menyibukkan diriku keperpustakaan
sekolah. Aku lebih suka menyendiri dari pada kumpul-kumpul dengan teman lain.
Dan
untuk Teman-teman masa kecilku dulu, apa kabar hidupmu sekarang? Bahagia kah
kalian bersama teman-teman baru, dunia baru ? Aku harap iya, teman. Apakah
kalian merindukan ku ? Jangan lupakan aku, teman masa kecil yang dulu pernah
(mungkin) membuat kalian menangis atau pun terawa.
Aku benar-benar merindukan kalian. Sampai
dibangku kuliah pun posisi kalian tak tergantikan oleh siapapun. Kawan, aku
benar-benar kesepian disini aku membuuhkan kalian disini. Aku memang terbiasa
sendiri tapi bukan berarti aku bisa melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan
siapapun.
__Uyha_my story__
Aku suka postingan mu... Kita sama
BalasHapus